Main Film Layar Lebar, Zara Tak Akan Tinggalkan JKT48
Setelah sebelumnya mengambil bagian dalam film ‘Dilan 1990’ bersama Iqbaal Ramadhan dan Vanesha Prescilla, pada pertengah tahun nanti, Zara 'JKT48' akan kembali main film. Kali ini, ia akan berperan sebagai Euis di film ‘Keluarga Cemara’.
Ditemui di kawasan Gunawarman, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (4/1), Zara mengaku mendapat porsi peran yang lebih banyak di film ‘Keluarga Cemara’ ini. Untuk itu, Zara kini lebih banyak belajar pada lawan mainnya yang jauh lebih senior di industri perfilman Indonesia.“Karena Emak (Nirina) dan Abah (Ringo) itu ‘kan, aktor yang sangat dikenal oleh masyarakat. Jadi, aku lebih banyak nanya sama mereka. Gimana sih, cara mendalami karakternya, gimana supaya bisa nangis, gimana kelihatan senang beneran,” ungkapnya.
Dari banyaknya ekspresi yang harus dimainkan, Zara mengaku kesulitan saat harus menangis di depan kamera. Perempuan bernama lengkap Adhisty Zara ini menuturkan, ia punya trik tersendiri untuk bisa menaklukkan ekspresi menangis.
“Coba bayangin film sedih yang aku suka. Aku harus punya waktu supaya benar-benar natural,” tuturnya.
Saat ini, Zara memang terlihat mulai aktif bermain film. Banyak netizen yang mempertanyakan jalan kariernya ke depan. Karena sama-sama menarik, Zara mengaku tak mampu memilih dan ingin tetap berkarier sebagai penyanyi sekaligus seorang aktris.
“Dua-duanya, kalau nyanyi itu aku memang suka dari kecil dan diajarin juga. Kalau akting sih, kita harus melatih sendiri,” ungkap Zara.
Perempuan kelahiran 21 Juni 2003 ini sedang gencar-gencarnya menunjukkan eksistensinya di industri hiburan Indonesia. Untuk ke depannya, ia mengaku tak akan ragu menerima tawaran bermain di sebuah film.
Untuk urusan jadwal, ia dan manajemen sudah mengatur sedemikian rupa agar Zara bisa terus berkarier di dunia film dan JKT 48 tanpa menelantarkan pendidikannya.
“Karena aku di sini (dunia hiburan) masih punya banyak kewajiban juga. Jadi, di sela-sela shooting, aku ikut sama JKT48 untuk melakukan promo gitu,” ungkapnya.
“Aku (sekolah) home schooling, jadi lebih bisa atur waktu, sih. Kalau sekolah biasa, masuknya setiap hari dan pekerjaan rumahnya lebih berat, kalau home schooling tuh, lebih dibantu untuk waktunya,” lanjutnya.