Makin Cakap Teknologi, 114 Guru SMK se-Indonesia Belajar dengan Samsung
Samsung Tech Institute (Foto: Dok Samsung)
Uzone.id - Samsung dengan program pendidikan Samsung Tech Institute (STI) mengadakan training of trainers (ToT) untuk guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia.
Program ini merupakan kolaborasi dengan Balai Besar Pengembangan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE) Malang, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).Kegiatan ini sendiri melibatkan 114 guru dari 76 SMK dari berbagai daerah di Indonesia.
Program ToT kali ini bertujuan untuk menyelaraskan program STI dengan kurikulum Merdeka dari Kemendikbudristek, dan pada akhirnya untuk meningkatkan kompetensi guru.
Sehingga nantinya SMK yang akan mengembangkan konsentrasi Hand Held Product (HHP), Digital Appliance (DA), maupun Audio Video (AV) akan mampu menghasilkan lulusan yang siap diserap industri maupun berwirausaha.
“Program ToT ini adalah bagian dari upaya penyelarasan kurikulum dan implementasi dari program link and match antara pendidikan dan dunia usaha,” ujar Ennita Pramono, Head of Corporate Citizenship Samsung Electronics Indonesia.
“Kami berharap melalui program ini kompetensi guru-guru SMK semakin meningkat, khususnya dalam hal keselarasan kurikulum dengan kebutuhan industri dan penguatan soft skills, sehingga pendidikan
vokasi seperti SMK betul-betul bisa mencetak lulusan yang siap kerja atau siap berwirausaha,” katanya.
Dukungan penuh terhadap kegiatan ToT ini diberikan oleh BBPPMPV BOE karena lembaga ini mempunyai tugas pokok antara lain melaksanakan pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi
sesuai dengan bidangnya.
Selain menyusun program pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi dan pelaksanaannya, BBPPMPV BOE juga memfasilitasi pelaksanaan peningkatan kompetensi PTK pada pendidikan vokasi dan melaksanakan kerja sama di bidang pengembangan penjaminan mutu pendidikan vokasi.
“Jika merujuk pada data yang ada, masih banyak guru di Indonesia memiliki kemampuan terbatas dalam menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Maka yang kita lakukan ini sudah sesuai dengan upaya untuk meningkatkan literasi teknologi guru-guru kita,” tambah
Dr. I Gusti Made Ardana, Kepala BBPPMPV BOE.
Selain itu, kegiatan ini juga sudah mengacu pada tiga dari enam strategi implementasi kurikulum Merdeka melalui komunitas belajar, berbagi praktik baik, dan bekerja sama dengan mitra pembangunan.
Implementasi kurikulum Merdeka di jenjang SMK akan memperluat link and match antara pendidikan dan industri, sebab kurikulum ini memiliki struktur yang lebih sederhana dan mendalam, lebih relevan dan interaktif serta fleksibel.
Para peserta ToT pun mengakui banyak manfaat yang didapatkan dari pelatihan tersebut. Sigit Yuwono, guru mata pelajaran teknik audio video di SMK Muhammadiyah 3 Weleri, Kendal, Jawa Tengah, mengatakan terkesan dengan materi soft skills.
Sementara itu, Anggun Desrivawany, guru mata pelajaran pengembangan perangkat lunak dan game di SMK Negeri 1 Beringin, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, mengatakan bangga berkesempatan mempelajari kompetensi baru seperti teknologi smartphone Samsung.
ToT yang digelar STI tahun ini merupakan upaya penyelarasan program STI dengan kurikulum Merdeka.
Penyelarasan kurikulum ini dipadukan dengan materi dari Samsung seperti pengenalan produk-produk terbaru smartphone, audio visual seperti TV dan perangkat audio, serta pengenalan digital appliance
seperti mesin cuci, kulkas, dan penyejuk udara. Para peserta juga mendapatkan materi mengenai penguatan soft skills.
Samsung Tech Institute sendiri sejak awal merupakan program pendidikan dari Samsung yang menyelaraskan kurikulum SMK dengan kompetensi yang dibutuhkan industri.