Malaikat Penjaga Bernama Honda Sensing
All New Honda BR-V (Foto: Tomi Tresnady / Uzone.id)
Uzone.id - Honda Prospect Motor menggelar hajatan besar dengan tajuk test drive All New Honda BR-V dengan memulai perjalanan dari Senayan Park, Jakarta Pusat, pada Selasa (11/1/2022) dan finish di diler Honda Solo Baru, Solo, Jawa Tengah.
Melihat Google Maps, jarak yang akan kami ditempuh secara keseluruhan sekitar 535 kilometer. Perjalanan dilakukan selama dua hari, di mana hari pertama finish di The Wujil, Ungaran, Jawa Tengah. Hari kedua rombongan melanjutkan perjalanan ke Solo pada Rabu (12/1).Sekitar 57 awak media ikut berpartisipasi di ajang ini. HPM pun menyediakan sekitar 30-an unit Honda BR-V terbaru untuk membawa para awak media dan juga panitia acara.
BACA JUGA: Honda Mobilio Disuntik Mati? Ini Kata HPM
Saya pun mendapat mobil nomor 3, satu tim dengan Gatot Irawan Suwondo dari Thenext.id dan Ardhi Marohan dari Otomampir.com.
HPM mengibarkan flag off di Senayan Park sebagai tanda dimulainya perjalanan rombongan sekitar pukul 08.00 WIB.
Saya dipersilahkan oleh tim untuk mengawali perjalanan dengan duduk di belakang kopit, sebelum bergantian demi mengurangi risiko kelelahan mengendarai mobil di trek yang cukup panjang.
Honda BR-V yang kami kendarai varian Prestige with Honda Sensing, yang jadi kasta tertinggi di BR-V series.
Tujuan test drive massal ini salah satunya kampanye Honda agar awak media bisa merasakan langsung pengalaman mengendarai atau menumpangi Honda BR-V terbaru, yang diklaim Honda lebih nyaman dan aman berkat fitur keselamatan Honda Sensing.
Oya, untuk sekedar menyegarkan memori kita, Honda Sensing adalah sebuah sistem yang terdiri dari dua jenis sensor dengan karakteristik yang berbeda.
Sensor pertama adalah Millimeter-Wave Radar yang terdapat pada Front Grille mobil, sedangkan sensor yang kedua berupa Monucular Camera yang terpasang di kaca depan mobil bagian dalam.
Millimeter-Wave Radar dapat memperluas ruang lingkup deteksi yang mencakup pejalan kaki yang dianggap sebagai obyek yang sulit untuk dideteksi karena tingkat deteksinya rendah berdasarkan radio wave reflection nya dan juga kecepatan obyek pada target.
BACA JUGA: Menjajal Tranmisi CVT dan Suspensi Baru Mitsubishi Xpander
Sedangkan Monucular Camera mengidentifikasi atribut serta ukuran dari pejalan kaki serta target obyek lainnya dalam rentang jarak deteksi kurang lebih 60m di depan kendaraan.
Jika sebelumnya Honda Sensing ditanamkan pada mobil flag ship macam Honda Accord dan Honda Adyssey, kini Honda Sensing terdapat pada LSUV All New BR-V.
Saya merasakan sendiri bagaimana Honda Sensing ini bak malaikat penjaga yang selalu memperingatkan pengemudi atau bahkan membuat keputusan mutlak demi menghindari risiko kecelakaan.
Ketika tiba-tiba mobil yang membawa mesin 1.5L DOHC i-VTEC ini memberi peringatan "Lane Departure'" di layar MID, itu berarti mobil kami sudah keluar dari jalur dengan patokan garis yang tersedia sepanjang jalan.
Peringatan tersebut bagian dari fitur keselamatan aktif Road Departure Mitigation System (RDM), bagian dari Honda Sensing.
Jadi, fungsi RDM adalah menjaga dan membantu kita tetap berada di dalam jalur ketika sistem mendeteksi kemungkinan kendaraan keluar dari jalur. Sistem ini akan memberikan peringatan getaran pada roda kemudi dan peringatan visual saat kendaraan terdeteksi keluar jalur.
BACA JUGA: Penjualan Daihatsu Sigra Tertinggi di Desember 2021
Sebagai catatan, RDM otomatis aktif saat kendaraan melaju > 72 kpj. RDM tidak akan aktif jika kita menyalakan lampu sein saat akan berpindah jalur.
Ketika BR-V yang kami kendarai masuk ke jalanan gelap karena tidak ada penerangan sedikit pun, lampu besar tiba-tiba menyala dan memberikan penerangan yang jauh lebih baik. Fitur tersebut diberi nama Auto-High Beam (AHB).
Dengan catatan, AHB aktif saat kecepatan BR-V di atas 40 kpj dengan posisi tuas lampu di Auto. Jadi, sistem ini secara intuitif mengaktifkan lampu besar saat penerangan minim dan tidak ada kendaraan di depan maupun di jalur berlawanan.
Saat melewati tol Kanci, saya merasakan sedikit kantuk saat mengendarai BR-V. Namun, setir terasa ada yang menggerakkan agar kendaraan tetap di jalurnya.
Fitur tersebut bernama Lane Keeping Assist System (LKAS). Jadi, tangan pengemudi cukup menggenggam setir dengan kedua tangan dengan santai, lalu biarkan sistem yang bekerja.
Saya merasakan LKAS ini sangat berguna ketika BR-V berjalan ruas jalan tol. Dengna catatan, sistem ini bekerja saat kecepatan menyentuh 72 kpj, kemudian jalanan punya garis bahu jalan yang terbaca jelas dan bukan tikungan tajam.
Sistem ini akan Cancel ketika saya mengaktifkan Turning Signal atau menggerakkan setir.
Malaikat penjaga lainnya ada Adaptive Cruise Control (ACC). Sistem ini menjaga kestabilan BR-V dan mengatur jarak di belakang kendaraan yang terdeteksi di depan.
Adapun cara menggunakan ACC:
- Kecepatan > 30 kpj
- Tekan tombol Stanby
- Tekan tombol set
- Tekan tombol atur jarak
- Atur kecepatan menggunakan tombol + atau –
Jadi, kendaraan akan beradaptasi dengan kecepatan mobil di depan sampai dengan kecepatan maksimal yang sudah diatur.
ACC juga bisa berdeselerasi mengikuti kecepatan mobil di depan hingga 25 kpj. ACC akan nonaktif pada kecepatan di bawah 25 kpj. Jika tidak ada kendaraan lain di depan, fitur ACC akan melajukan BR-V pada kecepatan yang sudah diatur pengemudi.
Bagian dari Honda Sensing lainnya adalah Collision Mitigation Braking System (CMBS) yang bisa membantu kita ketika ada kemungkinan berbenturan dengan kendaraan atau pejalan kaki yang terdeteksi di depan.
CMBS memberi peringatan ketika potensi berbenturan bisa terjadi dan membantu mengurangi kecepatan BR-V untuk mengurangi dampak benturan yang tak bisa dihindarkan. CMBS otomatis aktif saat berkendara.
Nah, itu pengalaman saya mengendarai All New Honda BR-V varian Prestige with Honda Sensing sepanjang perjalanan Jakarta menuju Ungaran.
Selanjutnya, saya akan berbagi pengalaman sepanjang perjalanan Ungaran-Solo di hari kedua.