Mantan Rangers Kuning Curhat tentang Superhero Zaman Now
Uzone.id - Karakter-karakter populer seperti Spider-Man, Captain America, Batman, Iron Man, hingga Black Panther dan Wonder Woman telah menjadi superhero andalan generasi zaman now. Kalau kalian ingat, ada superhero lain yang eksis di era 1990an, yakni Power Rangers.
Siapa yang masih ingat serial ‘Mighty Morphin Power Rangers’ yang tayang di stasiun televisi era 1900an? Mereka semua adalah sekumpulan anak-anak muda yang menjadi pahlawan super dengan seragam warna-warni. Ada Ranger merah, biru, kuning, sampai pink.
Di serial ini, kisah tim Power Rangers diceritakan harus menangkap penjahat dari antariksa bernama Rita Repulsa, serta melawan beberapa penjahat lain seperti Lord Zedd, Rito Revolto, dan Master Vile. Tim Power Rangers sendiri mendapat mentor dari Zordon.
Nah, Uzone.id berkesempatan untuk berbincang singkat dengan dua pemain ‘Mighty Morphin Power Rangers’. Mereka adalah David J. Fielding yang berperan sebagai Zordon, serta Karan Ashley yang melakoni karakter Aisha Campbell alias Ranger Kuning.
(Karan Ashley/Ranger Kuning/Uzone.id Hani Nur Fajrina)
Fielding dan Ashley sama-sama menghadiri acara Popcon Asia 2018 yang diselenggarakan di Indonesia Convention and Exhibition (ICE), BSD, Tangerang Selatan pada 22 September kemarin.
Dengan waktu yang singkat, mereka membeberkan tentang fenomena superhero yang saat ini sedang mewabah gara-gara kemunculan tim Avengers, Guardians of the Galaxy, X-Men dari semesta Marvel serta geng DC yang terdiri dari Batman, Superman, dan Wonder Woman.
(Zordon dan Ranger kuning/Uzone.id-Hani Nur Fajrina)
“Rasanya senang sekali melihat karakter-karakter superhero kembali eksis di masa sekarang. Melihat antusiasme para penggemar dan rumah produksi yang begitu serius menggarap filmnya, membuat saya bahagia pernah menjadi superhero di era 1990an,” kata Ashley kepada beberapa awak media.
Menurut Ashley, meski kebanyakan film bertema pahlwan super diangkat dari komik, pada kenyataannya kisah yang dituangkan ke dalam film nggak melulu cuma persoalan berantem dan action berlebihan.
“Kerennya, film superhero di zaman sekarang ini bisa menjadi wadah untuk mengangkat kesetaraan gender dan girl power karena superhero nggak cuma laki-laki doang, lho! Ada Wonder Woman yang begitu jago, lalu Shuri! Saya suka Shuri karena pintar dan futuristik,” serunya.
Hal ini diamini oleh Fielding. Dia juga merasa bahwa ada banyak aspek yang ditonjolkan di dalam film superhero yang digilai oleh ragam usia.
Belum lagi soal penyatuan kultur dan masalah sosial seperti rasisme yang sering menjadi akar perpecahan manusia.
“Saya kagum sekali dengan ‘Black Panther’. Ini juga jadi bukti kalau film superhero dapat mengangkat makna kuat dari masalah sosial dari rasisme. Melalui karya keren seperti ini, saya harap bisa menyatukan orang-orang dari manapun, nggak peduli terhadap ras. Dan yang lebih penting, saya tersanjung melihat akhirnya ada tokoh sentral superhero yang mirip seperti saya, yakni kulit hitam,” ungkap Ashley.
Kalau Ashley mengaku suka Black Panther, Shuri, dan Wonder Woman, Fielding kira-kira ngefansnya dengan siapa ya?
“Saya penggemar berat Captain America,” katanya sembari tertawa.