Sponsored
Home
/
News

Marah ke Uni Eropa, Duterte Acungkan Jari Tengah: Persetan

Marah ke Uni Eropa, Duterte Acungkan Jari Tengah: Persetan
Preview
Tempo21 September 2016
Bagikan :
Preview


Presiden Filipina, Rodrigo Duterte kembali memberikan pernyataan kontroversial setelah baru-baru ini mengacungkan jari tengahnya kepada parlemen Uni Eropa sebagai tanda kekesalan.

Omelan kasar terbaru Presiden Duterte tersebut diberikan setelah parlemen Uni Eropa mengecam kebijakannya dalam memberatntas narkoba. Presiden Duterte menganggap  Uni Eropa terlalu mencampuri urusan dalam negeri negaranya.

"Saya katakan kepada mereka, persetan kalian. Kalian melakukan itu sebagai penebusan dosa-dosamu," kata Presiden Duterte seperti yang dilansir Channel News Asia pada 21 September 2016.

Pernyataan Presiden Duterte pada Minggu, 18 September 2016,  diberikan sebagai tanggapan terhadap kecaman dari parlemen Uni Eropa pada pekan lalu yang menyatakan kekhawatirannya terhadap cara mantan wali kota Davao itu memerangai narkoba.

Parlemen Uni Eropa mengeluarkan resolusi yang mengatakan bahwa Presiden Duterte harus segera mengakhiri gelombang eksekusi di luar hukumnya.

Menaggapi itu, Presiden Duterte mengatakan bahwa anggota parlemen Uni Eropa adalah orang-orang "munafik" yang nenek moyangnya pada era kolonial membunuh "ribuan" orang Arab dan lainnya.

Pemimpin berusia 71 tahun tersebut selama ini kerap bereaksi keras terhadap kritikan asing terkait perangnya melawan narkoba. Sebelumnya Presiden Duterte menyebut Presiden Amerika Serikat, Barack Obama sebagai "anak pelacur" dan mengutuk PBB.

Presiden Duterte yang memenangi pemilihan pada Mei lalu dengan dukungan mayoritas, bersumpah untuk memberantas perdagangan narkoba pada enam bulan awal masa tugasnya dan menjanjikan bahwa 100 ribu penjahat akan dibunuh dalam proses itu.

Sejak menjabat pada Jun 30, lebih dari 3.000 orang telah tewas, sekitar sepertiga dari mereka tersangka ditembak mati oleh polisi dan sisanya dibunuh oleh penyerang tak dikenal.

Dalam pidato terpisah pada Selasa, 20 September 2016, Presiden Duterte juga mengulangi sumpah untuk melindungi polisi atau tentara dari penuntutan hukum terkait perang terhadap narkoba.
CHANNEL NEWS ASIA|YON DEMA


Baca:
Terlibat Bunuh Theys dan Dipecat, Hartomo Kini Jadi Kabais
Bom di AS, Jaksa: Tersangka Gunakan Senjata Pemusnah Massal

 

Berita Terkait:
populerRelated Article