Material Design, Sajian Antar Muka yang Cantik dan Intuitif

Sebuah desain antar muka baru dapat dikatakan berhasil apabila sukses menciptakan sebuah pengalaman yang berarti bagi penggunanya.

Demi membantu hadirnya aplikasi dengan desain antar muka yang menarik, Google menghadirkan Material Design sebagai standar baru desain antar muka aplikasi di Android.

Dengan Material Design, Google berharap agar seluruh aplikasi yang menggunakan platform Android dapat mengikuti standar ini demi tercapainya desain aplikasi yang cantik serta mudah dioperasikan oleh penggunanya. Sayangnya, masih banyak aplikasi yang belum menerapkan standar desain dari Google ini.

Meski begitu, masih ada beberapa developer aplikasi mobile yang mengikuti standar desain dari Google ini. Apabila kamu adalah seorang developer yang sedang mengembangkan sebuah aplikasi mobile di platform Android, artikel ini cocok sekali untuk kamu. Kali ini, Tech in Asia Indonesia akan membahas beberapa aplikasi Android yang berhasil menerapkan Material Design dengan baik.

---

Slack

Versi mobile dari aplikasi yang sehari-hari membantu kawan-kawan di Tech in Asia berkolaborasi satu sama lain ini ternyata juga mengadopsi konsep Material Design dengan baik.

Slack berhasil mengonversi versi penuh dari aplikasi desktop mereka menjadi sebuah aplikasi mobile yang sarat fitur.

Sebagian besar fitur yang ada di versi desktop dapat kita temukan juga seperti: Fitur Push Notification, Teams, Channels, Direct Messages, dan kemampuan esensial lainnya dapat ditemukan dalam versi mobile ini.

Walau tidak seratus persen memindahkan fitur dari versi desktop/web ke mobile, namun saya tidak pernah mengalami kendala ketika menggunakan aplikasi ini secara mobile. Kamu dapat mengakses menu Team, Threads, Home, Channels, dan Direct Messages dengan menyapu (swipe) dari sisi kiri layar.

Dari tombol tiga titik di bagian kanan atas layar, kamu dapat mengakses menu Activity, Directory (direktori dari member lain dalam perusahaan), Snooze (mengaktifkan snooze notifikasi), dan Settings (untuk mengubah berbagai pengaturan pengguna.)

---

AirBnB

Dalam mendesain aplikasinya, AirBnB berusaha untuk menghadirkan nuansa desain yang cantik, minimalis, namun tetap fungsional. Pengguna aplikasi ini dapat dengan mudah menemukan apa yang mereka cari dengan waktu yang singkat.

Berkat upaya desain yang seksama, pengguna akan terus diarahkan dari mulai sign-in, melihat-lihat pilihan paket liburan atau mencari sendiri akomodasi yang sesuai dengan preferensi pengguna, hingga proses pemesanan tempat.

Dengan memecah kompleksitas aktivitas menjadi langkah-langkah kecil, Airbnb berhasil membuat pengalaman pengguna menjadi lebih mudah. Menariknya, upaya ini dilakukan tanpa mengorbankan sisi estetika dari aplikasi Airbnb sendiri. Foto yang ditampilkan tetap cantik dan berhasil menyampaikan apa yang pengguna inginkan.

---

Tumblr

Tidak mudah memanfaatkan animasi secara benar dan tepat dalam sebuah aplikasi, dan akan semakin sulit lagi ketika tujuan utamamu bukan hanya untuk memperindah tampilan antarmuka, namun juga memudahkan pengguna untuk menggunakan aplikasi.

Tumblr mencoba untuk berfokus kepada kebutuhan pengguna, yang dalam eksekusinya menyajikan berbagai animasi transisi di dalam aplikasi mereka.

Animasi yang paling menonjol terlihat pada fungsi-fungsi utama seperti ketika kamu ingin membuat sebuah post. Sentuhan tangan kamu pada ikon pensil di kanan bawah layar akan memunculkan berbagai tipe konten yang ingin kamu unggah.

Menariknya, apabila kamu menekan ikon pensil selama beberapa saat lalu menyeretnya ke segala arah, ikon akan berubah menjadi seperti ular berwarna-warni yang menambah nuansa menyenangkan dalam Tumblr.

---

Falcon Pro 3

Walaupun kini sudah mulai ditinggalkan penggunanya, Twitter masih memiliki tempat khusus di hati sebagian orang. Bagi mereka yang masih menggunakan media sosial ini, kebanyakan dari mereka lebih memilih aplikasi mobile yang dibuat oleh Twitter sendiri, padahal di luar sana banyak sekali aplikasi Twitter pihak ketiga yang menawarkan fungsionalitas dan desain antarmuka yang lebih baik lagi — salah satunya adalah Falcon Pro 3.

Aplikasi yang mengadaptasi Material Design dengan sangat apik ini berusaha untuk menghadirkan pengalaman penggunaan Twitter yang tidak bisa didapat pengguna ketika menggunakan aplikasi resmi. Pada setiap aktivitas yang dilakukan pengguna, Falcon Pro 3 menerapkan berbagai animasi yang menginformasikan pengguna tentang kemana mereka menuju, dari mana mereka berasal, dan bagaimana untuk kembali ke menu sebelumnya.

---

Pocket Casts

Apabila kamu pengguna Android yang senang mendengarkan podcast, saya sangat merekomendasikan untuk kamu membeli aplikasi ini. Pocket Casts adalah salah satu aplikasi podcast favorit saya di Android — dan bagi kamu pengguna iOS tidak perlu berkecil hati, karena Pocket Casts juga hadir di sistem operasi besutan Apple tersebut. Pocket Casts adalah salah satu contoh aplikasi yang menerapkan Material Design dengan sangat optimal.

Desain yang cantik serta kemudahan mengakses berbagai fungsi seperti Featured (rekomendasi podcast dari Pocket Casts), Trending (daftar podcast populer), Top (daftar podcast yang paling banyak diputar), Nearby (untuk berbagi podcast), Networks (berbagai kanal podcast yang dapat kamu pilih), dan Categories (berbagai kategori podcast yang dapat kamu pilih). Kamu juga akan menemukan berbagai opsi lainnya dengan menyapu layar dari tepi kiri.

---

Mungkin ada di antara kamu yang bertanya-tanya, mengapa saya tidak memasukkan Google Apps ke dalam daftar ini. Ini karena sudah pasti setiap aplikasi yang dibuat Google untuk Android telah dioptimalkan.

Selain beberapa contoh di atas, sudah tentu kamu juga dapat menjadikan Google Apps sebagai acuan kamu ketika sedang merancang sebuah aplikasi dengan desain antar muka berbasis Material Design.

(Diedit oleh Pradipta Nugrahanto)

The post Material Design: Sajian Antar Muka yang Cantik dan Intuitif appeared first on Tech in Asia Indonesia.