icon-category Lifestyle

Membuat Putus Cinta Lebih Mudah Dihadapi 

  • 15 Jul 2019 WIB
Bagikan :

Hampir semua orang percaya, putus cinta itu tidak mudah. Perpisahan itu menyakitkan, jauh lebih menakutkan dibanding menjalani hubungan yang tidak sehat sekalipun. Buktinya, dalam kehidupan nyata ini, selalu ada kisah CLBK (cinta lama bersemi kembali) atau balik dengan mantan. Namun, tidak sedikit yang menghadapi putus cinta dengan baik-baik saja.

Tina Gilberston, konsultan psikologi bidang komunikasi dan hubungan asal AS, mengurai 9 faktor yang membuat kejadian putus cinta lebih mudah dihadapi. Siapa tahu membantu Anda yang masih saja galau setelah memasuki tahun yang baru ini.

1. Rasanya tidak sesakit itu

Jika rasa sakit saat tidak lagi bersama jauh lebih ringan dibanding saat masih bersama pasangan, ini salah satu faktor yang membuat keputusan berpisah terasa benar. Setelah berpisah, tetap ada proses penyembuhan. Namun, karena hubungan yang dijalani sebelumnya bisa jadi sangat buruk, maka kesedihan, kehilangan, dan ketakutan akan sendirian yang biasa muncul setelah perpisahan bukanlah masalah.

(Depositphotos)

2. Ada jarak secara fisik

Jika perpisahan dibarengi dengan keputusan mengambil jarak dengan mantan, misal, pindah pekerjaan, pindah ke luar kota, dan lain-lain, ini sangat membantu. Dengan cara ini, tidak akan ada kejadian tak sengaja berpapasan atau bahkan bertemu setiap hari dengan mantan. Perpisahan akan terasa semakin berat. Selain itu, pertemuan intens dengan mantan akan membuat Anda impulsif terhadap kemungkinan rujuk.

3. Teman-teman Anda tidak menyukai si mantan

Lebih mudah untuk meyakini keputusan berpisah ketika ada orang-orang di sekitar yang mendukung keputusan Anda. Teman atau keluarga yang tidak menyukai mantan Anda adalah benteng terbaik dari kemungkinan CLBK.

4. Ada seseorang yang baru

Hubungan pelarian jarang berhasil, karena tidak memberi Anda waktu untuk memproses perasaan atau belajar dari pengalaman. Namun, jika Anda benar-benar menemukan seseorang yang baru untuk diperhatikan dan bahkan beberapa kebutuhan emosional Anda terpenuhi darinya, proses melupakan mantan akan jauh lebih cepat.

5. Cukup untuk hubungan on and off

Anda telah belajar dari pengalaman, sehingga benar-benar istirahat dari hubungan apa pun sebuah tujuan yang layak diperjuangkan. Mintalah teman yang bisa dipercaya untuk membantu membuatkan panduan dan rencana agar tujuan itu tercapai, sekaligus memastikan Anda menaatinya.

(Depositphotos)

6. Anda bagus dalam mengontrol sifat impulsif

Ini bakat alami. Tidak setiap orang memilikinya. Jika Anda termasuk yang memilikinya, bolehlah bersyukur karena Anda akan terhindar dari kemungkinan galau jangka panjang.

7. Anda mampu menerima emosi negatif

Orang-orang yang tahu dan menerima rasa sakit, akan berusaha menghindari rasa sakit itu datang lagi. Sebaliknya, semakin sulit seseorang merasakan sakit, semakin tinggi godaan untuk mengundang rasa sakit yang sama datang lagi.

8. Anda memiliki garis batas yang tegas

Melihat seseorang yang pernah Anda cintai susah atau menderita kadang menyiksa. Namun, perlukah Anda datang dan memberikan pertolongan? Sebaiknya tidak. Percayalah, kadang penderitaan hanyalah proses dari penyembuhan. Bisa jadi, setelah si mantan sembuh, ganti ia yang meninggalkan Anda.

9. Anda dan mantan tidak bersama dalam waktu cukup panjang

Meskipun hubungan yang dijalani serius dan mendalam, jika hanya dilewati dalam waktu singkat, bekasnya tidak akan terlalu terasa. Jadikanlah ini sebuah prinsip: semakin banyak waktu, energi, atau uang yang sudah dikeluarkan untuk hubungan yang ternyata tidak berhasil, semakin sulit bagi Anda untuk berjalan keluar meninggalkannya. Anda seperti tidak mau kehilangan “investasi”, buruk sekalipun. Jika Anda telanjur berada dalam situasi ini, usahakan tetap pergi, sebesar apa pun kerugian yang telah tercipta.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini