Home
/
News

Menciptakan Jajanan Sehat di Kawasan Lenggang Jakarta

Menciptakan Jajanan Sehat di Kawasan Lenggang Jakarta

Trisno Heriyanto23 November 2016
Bagikan :
Sekretariat Kelompok Kerja (Pokja) Gerakan Nasional Revolusi Mental bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta, Badan POM, Bank Indonesia, Indonesia Chef Association (ICA), dan Indonesia Gastronomy Association (IGA) menyelenggarakan Pelatihan Pedagang Makanan Lenggang Jakarta dengan thema ‘Bersih, Enak, dan Sehat Sajian Indonesia’ yang bertempat di Kantor Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta.

Acara dihadiri oleh 106 orang pedagang dari kawasan Lenggang Jakarta yang dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pagi pada 08.00-12.00 WIB dan sesi siang 13.00-16.00 WIB.

Asisten Deputi Nilai dan Kreativitas Budaya pada Deputi bidang Koordinasi Kebudayaan, Iwan Eka Setiawan, dan Ketua Pokja Gerakan Nasional Revolusi Mental memberikan sambutan sekaligus membuka acara.

Tujuan pelatihan adalah berdiskusi dengan para pakar agar makanan-makanan yang dijual di Lenggang Jakarta lebih sehat, lebih bersih, dan lebih enak kedepannya. Indonesia akan siap dengan kuliner bersih, enak dan sehat untuk menyambut wisatawan khususnya mendukung kenyamanan saat Indonesia menjadi tuan rumah pada Asian Games 2018.

Rismana Adji, Dinas Kesehatan Pemprov DKI Jakarta mengatakan bahwa, saat ini masih banyak makanan yang kurang higenis. Sehingga menimbulkan risiko kesehatan bagi para konsumen. Ini terjadi karena banyak penjual makanan yang tidak memenuhi standar kesehatan.

Standar kesehatan yang dimaksud bisa mencakup makanan, orang, tempat, dan perlengkapannya. Para pedagang makanan sebaiknya berlokasi di tempat yang cukup jauh dari sumber pencemaran seperti lokasi pembuangan sampah terbuka, lokasi pengolahan limbah, jalan, dan lainnya.

Sentra pedagang makanan jajanan juga harus dilengkapi dengan fasilitas sanitasi yang meliputi air bersih, tempat penampungan sampah, saluran pembuangan air limbah, toilet, dan fasilitas pengendalian lalat atau tikus. Para pedagang juga harus memiliki enam prinsip hygienic sanitation pangan (HSP) yaitu pemilahan bahan, penyimpanan bahan makanan, pengolahan makanan, penyajian, distribusi/pengangkutan, dan penyimpanan produk.

Direktur Surveillance dan Penyuluhan Keamanan Pangan Badan POM, Yayan Cahyani juga hadir dalam acara tersebut. Ia membicarakan tentang lima kunci keamanan pangan untuk pedagang kreatif lapangan (PKL), yang kini bukan lagi disebut pedagang kaki lima. Adapun lima kunci keamanan pangan adalah sedaiakan bahan baku yang aman; olah pangan secara seksama; pajang/sajikan dengan aman; jual dengan aman; dan jaga kebersihan.

Selanjutnya, Lucky dari ICA memaparkan tentang keracunan makanan, time temperature relationship atau hubungan suhu, kuman dalam bahan makanan dengan waktu pemanasan, dan bakteri-bakteri yang terkandung dalam makanan. Selanjutnya Sisca Soewitomo selaku Pesohor Boga, memaparkan tentang sejarah kuliner Indonesia yang kaya akan rempah-rempah dan sudah mendunia sejak abad ke-15.

Rempah memegang peranan penting dalam peta kuliner Indonesia karena menjadi salah satu ciri khas cita rasa masakan Indonesia. Akibatnya, banyak bangsa yang memperebutkan pala, merica, dan cengkih yang merupakan komoditas utama Nusantara. Dari jejak budaya inilah lahir budaya saling yang memperkaya khasanah kulinari Indonesia.

Menurut Sisca, meski jumlah bumbu dan rempah yang dipakai jenisnya banyak tetapi jenis bumbu untuk dapur dapat dibakukan menjadi bumbu dasar yang bisa dikategorikan berdasarkan warnanya yaitu bumbu dasar putih (memakai kemiri), bumbu dasar merah (cabaimerah), dan bumbu dasar kuning (kunyit atau kari).

Terakhir adalah sesi yang dibawakan oleh Syarif Hidayatulloh, Konsultan Keuangan Mitra Bank, Bank Indonesia yang memberikan penjelasan aplikasi teknologi informasi “Siapik” atau sistem administrasi pencatatan keuangan kepada para pedangan Lenggang Jakarta untuk meningkatkan kapasitas dan mempermudah mengakses perbankan.

Aplikasi ini dapat diunduh melalui android dan membantu melakukan pembukuan yang denganmencatat jenis transaksi sederhana bagi usaha perorangan (usaha mikro) maupun juga usaha kecil. Pengenalan aplikasi ini disambut antusias oleh para pedagang yang akan dilatih secara intensif untuk penggunaan aplikasi ini.

Acara hari ini berjalan dengan ramai dan interaktif karena bukan hanya para nara sumbernya saja yang semangat memberikan paparan tetapi juga para pesertanya yang terlihat begitu antusias, terutama saat sesi tanya jawab.
populerRelated Article