Mendiang Bondan Maknyus Bongkar Skandal Tambang Emas Bre-X
Mendiang Bondan Winarno lebih dikenal sebagai salah satu pakar kuliner belakangan ini. Namun Bondan yang dikenal dengan slogan "Maknyus"-nya tersebut adalah wartawan investigatif serta pernah menjadi orang nomor satu di sejumlah media terkemuka sejak era pemerintahan Orde Baru.
Salah satu karyanya sebagai wartawan investigasi adalah membongkar kasus pertambangan bodong di Kalimantan Timur yang dikenal sebagai Kasus Busang.
Hasil penyelidikannya dibukukan dengan judul "Bre X: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi" terbitan Inspirasi Indonesia tahun 1997. Buku setebal 280 halaman itu mengisahkan tentang skandal yang membelit pertambangan emas dekat Sungai Busang, Kalimantan Timur.
Berawal dari kecurigaan Bondan atas kematian Michael T de Guzman, Manajer Eksplorasi PT Bre-X Corp, sebuah perusahaan pertambangan Kanada, yang disebut-sebut melompat dari helikopter yang membawanya dari Bandara Temindung, Samarinda, ke Busang.
Bondan berhasil membuktikan bahwa tak ada emas di Busang. Emas itu hanyalah akal-akalan de Guzman. Mendiang Bondan membuktikan banyak kalangan tertipu oleh de Guzman, ahli geologi Filipina. Termasuk pemerintah Indonesia dan kalangan pengusaha saat itu.
Skandal Busang atau Bre-X kemudian dibuat dalam film dokumenter televisi Kanada. Dalam film itu dikisahkan de Guzman mengarang cerita bahwa dia menemukan emas di Kalimantan. Kisah karangan de Guzman itu disambut gembira oleh geolog lain John Felderhof. De Guzman berhasil meyakinkan Felderhof untuk mencari investor.
Felderhof pun merekomendasikan seorang pengusaha Kanada bernama David Walsh. De Guzman dan Felderhoff berhasil meyakinkan Walsh untuk berkomitmen senilai 80 ribu dolar Amerika dalam proyek pertambangan emas di Busang, Kalimantan Timur.
Untuk sampelnya, De Guzman meracik cincin kawinnya dengan bebatuan. Skema yang dikenal dengan sebutan penggaraman. De Guzman menggunakan sekitar tiga ons emas tiap satu ton batu. Dia pun berhasil menyakinkan semua orang.
Saham Bre-X, yang tadinya hanya sekitar 30 sen, melonjak hingga mencapai US$ 250 per lembar saham. Setelah melonjak, De Guzman, Felderhoff dan Walsh menangguk keuntungan dengan menjual sebagian saham mereka. Bre-X akhirya ditutup pada 1997. Bondan dalam sejumlah diskusi menyebutkan De Guzman yang dikabarkan tewas bunuh diri itu masih hidup.