Mengapa Ford, GM, Tesla Bikin Mesin Ventilator untuk Pasien Corona?
Ilustrasi pasien pakai mesin ventilator (Foto: Unsplash / Sharon McCutcheon
Uzone.id - Pabrikan mobil Ford, GM dan Tesla telah menutup pabrik kendaraan mereka di Amerika Serikat di tengah penularan virus Corona (Covid-19) yang makin besar di sana.Mereka sepakat untuk membantu pemerintah AS dengan membuat mesin ventilator untuk para pasien virus Corona.
Apalagi, AS sudah menyalip China sebagai negara yang paling banyak warganya terinfeksi virus Corona.
Worldometers.info mencatat pada Jumat (27/3/2020), total kasus Corona di AS mencapai 85.755, sedangkan di China ada 81.340.
Lalu, mengapa Ford, GM dan Tesla bahu membahu bikin mesin ventilator ?
Untuk pasien yang punya infeksi buruk, ventilator menawarkan peluang terbaik untuk bertahan hidup.
Apa itu Ventilator dan apa fungsinya ?
Sederhananya, ventilator mengambil alih proses pernapasan tubuh ketika penyakit telah menyebabkan gagal paru-paru.
Ventilator bisa memberi waktu pasien untuk melawan infeksi hingga bisa pulih.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 80 persen penderita virus Corona (Covid-19), bisa sembuh tanpa memerlukan perawatan rumah sakit.
Namun, satu dari enam orang menjadi sakit parah dan bisa mengalami kesulitan bernapas.
Dalam kasus yang parah ini, virus menyebabkan kerusakan pada paru-paru. Sistem kekebalan tubuh mendeteksi hal ini dan memperluas pembuluh darah sehingga lebih banyak sel imunitas yang masuk.
Namun, hal itu justru bisa menyebabkan cairan masuk ke paru-paru, membuatnya lebih sulit untuk bernapas, dan menyebabkan kadar oksigen dalam tubuh menurun.
Baca juga: Akses ke Situs Covid-19 Pemerintah dan Pemprov DKI Gratis Pakai Telkomsel
Untuk meringankan ini, mesin ventilator dipakai untuk mendorong udara - dengan peningkatan kadar oksigen - ke paru-paru.
Ventilator juga punya pelembab udara, yang memodifikasi panas dan kelembaban udara medis sehingga cocok dengan suhu tubuh pasien.
Pasien diberikan obat untuk mengendurkan otot-otot pernapasan sehingga pernapasan mereka bisa sepenuhnya diatur oleh mesin.
Orang dengan gejala yang lebih ringan bisa diberikan ventilasi menggunakan sungkup muka, masker hidung atau corong mulut yang memungkinkan udara bertekanan atau campuran gas didorong ke dalam paru-paru.
Tudung, di mana oksigen bertekanan dipompa masuk lewat katup, juga biasa dipakai untuk mengobati pasien virus Corona, sebagian karena mereka mengurangi risiko penularan virus lewat udara dari tetesan dalam napasnya.
Itu dikenal sebagai ventilasi "non-invasif", karena tidak memerlukan pipa internal.
Baca juga: Reaksi Netizen Tanggapi Tegal Lockdown
Namun, Uni Perawatan Intensif (ICU) umumnya akan menempatkan pasien yang menderita gangguan pernapasan akut pada ventilasi mekanis dengan cepat, untuk memastikan kadar oksigen dalam tubuh tetap normal.
Dr Shondipon Laha, dari Intensive Care Society, mengatakan bahwa sebagian besar pasien dengan virus Corona tidak perlu ventilator mekanik dan bisa dirawat di rumah atau dengan oksigen tambahan.
Namun, meskipun ada risiko ketika pakai ventilator, seperti tidak tahu siapa yang akan menderita efek jangka panjang, kata dr Laha, kadang-kadang ventilator adalah "satu-satunya cara memasukkan oksigen ke pasien".
Hal lain yang penting, kata dr Laha, punya cukup staf yang tepat untuk mengelola semua ventilator yang dibutuhkan.
"Ventilator adalah makhluk yang kompleks - itu bisa menyebabkan trauma pada pasien jika tidak dipasang dengan benar," kata dr Laha. (BBC)
VIDEO Suzuki XL7 Test Drive, Kelebihan dan Kekurangan Sebelum Dibeli