icon-category Health

Mengapa Ibu Hamil Sebisa Mungkin Menghindari Anemia?

  • 03 May 2018 WIB
Bagikan :

Uzone.id-Kamu tentu tidak asing lagi dengan istilah anemia, kan? Ya, anemia merupakan kondisi dengan tanda kadar sel darah merah kurang di dalam tubuh. Anemia tidak boleh disepelekan, apalagi oleh ibu hamil.

Sebab, sebuah studi dalam The Lancet Global Health menyatakan bahwa anemia dapat meningkatkan risiko kematian pada perempuan hamil. Penelitian ini menggunakan data-data lebih dari 300.000 perempuan di 29 negara regional WHO (Organisasi Kesehatan Dunia).

Penelitian ini membuktikan bahwa perempuan hamil dengan anemia yang berat, dua kali lipat lebih rentan meninggal selama atau segera setelah kehamilan, dibandingkan wanita hamil yang tidak memiliki kondisi tersebut.

Pada kesempatan lain, dalam Konvensi Anemia 2017 yang didukung oleh Merck, diungkapkan bahwa secara global, ada 41,8 persen perempuan hamil terkena anemia. Sekitar 60 persen dari angka tersebut disebabkan oleh kekurangan zat besi.

Dalam kesempatan terpisah pula, Dr. Rajapriya Ayyappan, konsultan Kebidanan dan Ginekologi di Rumah Sakit Srinivas Priva di India, menyampaikan keprihatinan terhadap temuan WHO, bahwa ada 32,4 juta wanita hamil yang mengalami anemia.

Hal ini disampaikan dalam Kongres Dunia RCOG 2018. Selain itu, sekitar setengah kematian akibat anemia di dunia terjadi di negara-negara Asia Selatan.

Dr. Ayyappan mengatakan, bahwa kondisi tersebut diakibatkan oleh SES (status sosial ekonomi) yang rendah, gizi b uruk, paritas tinggi (berat janin rendah pada ibu yang sudah melahirkan lebih dari empat kali), jarak kelahiran, diet yang salah, penyakit menular (malaria, cacing), dan penyakit radang.

Di sisi lain, ahli hematologi Dr. Michael Low di Monash Medical Centre, Victoria Australia, mempresentasikan dan menekankan suplementasi zat besi bermanfaat bagi wanita sebelum dan selama kehamilan.

Dr. Low menyimpulkan, efek pemberian zat besi oral harian pada wanita yang tidak hamil dapat menyebabkan pemulihan kadar hemoglobin dan ferritin yang mengarah pada perbaikan IDA (Iron Deficiency Anemia) secara keseluruhan.

Peningkatan ini berhubungan dengan kelelahan yang berkurang secara signifikan dan peningkatan kinerja. Meski demikian, perlu disadari pula bahwa suplementasi zat besi dapat menyebabkan peningkatan efek samping gastrointestinal (konstipasi, diare, dan perubahan warna tinja).

Selanjutnya, Dr. Low menunjukkan bagaimana pemberian zat besi pada kehamilan, terutama bagi mereka yang kekurangan zat besi, dapat mengurangi kelahiran prematur dan meningkatkan bobot lahir bayi.

Ibu hamil memang harus waspada akan risiko anemia. Namun bila ingin mengonsumsi suplemen zat besi selama kehamilan, kamu perlu berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Ini penting, agar dokter dapat memberikan dosis yang pas sesuai dengan kebutuhan kamu.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : anemia zat besi hamil 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini