Home
/
News

Mengapa Manusia Senang Bercerita?

Mengapa Manusia Senang Bercerita?
Utomo Priyambodo29 December 2017
Bagikan :

Salah satu hobi manusia paling umum adalah berbagi cerita. Bisa kepada teman, keluarga, pacar, atau bahkan mungkin kepada orang yang belum kita kenal. Bisa berbagi cerita melalui lisan maupun tulisan, seperti misalnya di media sosial.

Mengapa kita senang berbagi cerita dengan orang lain bahkan sampai membuang-buang waktu?

Menutip tulisan Daniel Smith, kandidat PhD bidang antropologi di University College London, rupanya tradisi bercerita sudah ada sejak nenek moyang kita, yakni ketika manusia masih hidup sebagai pemburu dan peramu. 

Hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications menyebutkan, bercerita menjadi sarana bagi masyarakat pemburu-peramu untuk menyebarkan pengetahuan dan norma sosial yang kemudian digunakan sebagai pengendalian terhadap perilaku sosial.

Pengetahuan yang disebarkan adalah ‘meta-knowledge’, yakni informasi mengenai pengetahuan orang lain. Penyebaran pengetahuan ini sangat penting untuk keberlangsungan suatu kelompok masyarakat. Sebab hanya diri sendiri yang mengetahui informasi tertentu saja tidak cukup.

Mengetahui hukum yang berlaku tidak cukup untuk meyakinkan seseorang untuk mematuhi hukum tersebut, tapi mereka juga harus melihat orang lain mematuhi hukum yang sama. Karena itu, manusia akan saling bercerita untuk saling memberitahu kalau ada hukum yang berlaku di dalam kelompok.

Preview

Dalam melakukan studi ini, peneliti mengumpulkan empat dongeng dari Suku Agta, suku yang masih menggantungkan hidupnya dari berburu-meramu di Filipina. Setiap cerita dari suku Agta itu berisi pesan bagaimana mereka harus bersikap dalam situasi yang berbeda-beda.

Salah satu cerita dari suku Agata itu adalah mengenai Matahari dan Bulan. Dikisahkan, Matahari dan Bulan bertarung untuk menguasai langit. Akhirnya, mereka menyadari bahwa mereka sama-sama kuat dan kemudian bekerja sama untuk menyinari langit. Cerita ini mengandung pesan mengenai kesetaraan gender dan kerja sama.

Dalam laporan mengenai 98 dongeng yang ada pada masayarakat berburu-meramu yang tinggal di Asia Tenggara dan Afrika, 70 persennya mengandung pesan mengenai berbagi pangan, pernikahan, berburu, dan bagaimana berkomunikasi dengan mertua atau anggota keluarga lainnya.

Dongeng-dongeng ini juga mengandung pesan moral, yaitu menghargai mereka yang patuh pada peraturan dan menghukum mereka yang melanggar. 

Contohnya pada dongeng dari Andama. Dongeng ini menceritakan Bilika, dewa petir, yang suka memeriksa mulut manusia yang dituduh telah mencuri makanannya. Bila mencium bau makanannya di mulut manusia, Bilika memenggal manusia itu. 

Para dewa marah kemudian melihat kelakuan Bilika. Akhirnya, Bilika dan istrinya, Mite, dibunuh. Kisah ini mengajarkan bahwa orang yang tamak akan dihukum.

Preview

Selanjutnya, untuk mengetahui apakah benar bercerita dapat membuat suatu kelompok masyarakat lebih kooperatif, peneliti melakukan studi yang melibatkan 400 orang suku Agta dari 18 kamp yang berbeda. 

400 orang ini diminta untuk memberitahu apakah ada pendongeng di antara mereka dan kemudian mereka diminta untuk membagi-bagikan sebuah benda. Dalam permainan ini, mereka harus berpura-pura bahwa benda tersebut adalah makanan.

Ternyata, pada kamp yang memiliki pendongeng lebih banyak memiliki kemampuan kerja sama lebih baik, terutama bila para pendongeng tersebut memberi arahan kepada teman-temannya.

Selain itu, dari hasil studi ini diketahui, para pendongeng dianggap terhormat. Para pendongen lebih mudah mendapatkan teman, terbukti ketika mereka sedang memainkan game yang diberikan oleh para peneliti. Selain itu, para pendongeng pun cenderung lebih populer daripada pemburu andal.

Saat ini, para pendongeng pun masih memiliki peran penting di masyarakat modern. Mereka membagikan ilmu pengetahuan, membagikan kisah mengenai hukum agama, Tuhan, negara, dan ideologi, serta menjadi pengikat antarindividu.

Selain itu, para pendongeng modern sekarang pun, baik itu penulis novel, seniman, aktor, atau pelawak, memiliki status sosial status yang tinggi. Banyak keuntungan yang didapat oleh para pendongeng. Salah satunya, mereka, terutama para pendongeng yang sukses, cenderung lebih mudah dalam mendapatkan pasangan.

Tags:
populerRelated Article