Home
/
Health

Mengapa Wanita “Basah” Saat Bergairah?

Mengapa Wanita “Basah” Saat Bergairah?

Hellosehat25 October 2016
Bagikan :


Ketika wanita terangsang secara seksual atau bergairah, tubuhnya melewati berbagai macam perubahan untuk membantunya bersiap menyambut seks — bahkan jika rangsangan tidak benar-benar berlanjut ke tahap seks. Sebagai bagian dari perubahan tubuh ini, vagina mulai melumasi dirinya sendiri, yang umum digambarkan banyak orang dengan “vagina basah”.

Kebanyakan wanita tahu dan bisa merasakan kapan mereka basah, tapi tak sedikit juga yang tidak tahu banyak tentang apa yang sebenarnya terjadi di bawah sana. Jika Anda pernah bertanya-tanya, “Mengapa saya basah saat bergairah?”, maka ini saatnya untuk cari tahu lebih dekat.



Mengapa vagina basah saat bergairah?


Vagina basah mengacu pada proses yang terjadi dalam waktu 10-30 detik seorang wanita pertama kali mengalami rangsangan seksual, di mana pembengkakan pembuluh darah dari jaringan yang terletak di bawah dinding vagina, disebut kelenjar Bartholin, menghasilkan cairan vagina pada dinding dalam vagina. Pelumasan vagina ini adalah proses persiapan selama aktivitas seksual yang berperan besar untuk memfasilitasi hubungan seksual dengan memungkinkan pergerakan yang lebih luwes saat upaya penetrasi menciptakan gesekan. Pelumasan vagina ini dapat terjadi akibat stimulasi fisik, seperti selama foreplay seksual, atau dari sekadar memikirkan aktivitas seksual.


Pelumasan vagina terjadi ketika Anda terangsang. Itu yang pasti. Tapi yang penting adalah bahwa pelumasan terkait dengan seberapa sering dan berapa lama Anda terangsang. Jadi jika Anda mudah bergairah, atau sering memikirkan seks hingga ke titik menjadi sedikit bergairah, Anda mungkin akan mengalami vagina yang lebih basah. Jika Anda tidak sering atau mudah mengalami gairah seksual, Anda mungkin hanya perlu menghabiskan sedikit lebih banyak waktu dalam tahap foreplay untuk sampai ke tahap itu.


Estrogen juga terkait dengan produksi cairan vagina saat terangsang, sehingga perempuan yang secara alami memiliki kadar estrogen tinggi, seperti wanita usia dewasa muda, cenderung untuk bisa basah lebih mudah dan dalam volume yang lebih besar daripada wanita yang memiliki tingkat estrogen yang lebih rendah. Wanita yang sedang menyusui atau yang sedang mengkonsumsi pil KB estrogen mungkin mengalami lebih banyak kesulitan dengan pelumasan vagina, seperti yang juga dialami banyak wanita usia menopause.



Terbuat dari apa cairan vagina ini?


Cairan yang keluar saat vagina basah berbeda dari keputihan biasa — lebih licin, cair, berwarna transparan, dan menyebar lebih mudah. Tidak seperti lendir leher rahim, cairan yang keluar saat Anda terangsang biasanya akan mengering dengan cepat dan menguap dalam waktu kurang lebih satu jam.


Sepanjang siklus menstruasi wanita, lendir vagina selalu berubah menanggapi produksi hormon tubuh. Selama gairah seksual, aliran darah ke vagina, vulva, dan klitoris, meningkat dan menyebabkan pembengkakan pembuluh darah di area genitalia. Pada saat ini, respon mirip berkeringat terjadi, melumasi dinding vagina. Kombinasi lendir vagina dan pelumasan ini menghasilkan sekresi seksual perempuan, yang bisa mengandung karbohidrat, asam amino, protein, dan asam lainnya yang dihasilkan oleh bakteri lactobacillus.



Seberapa banyak cairan yang keluar saat vagina basah?


Kualitas cairan sangat bervariasi untuk setiap wanita, dan pada setiap orang, banyak volume akan bergantung berdasarkan hormon, emosi, mood, metode, frekuensi, dan intensitas rangsangan seksual yang dialami, hingga tingkat ketertarikan seksual wanita pada pasangan seks mereka.


Faktanya, tidak ada batasan mana ‘normal’ dan tidak ketika membicarakan cairan sekresi seksual wanita. Beberapa wanita tidak pernah menghasilkan banyak pelumas alami dan harus dibantu dengan pelumas sintetik, sementata yang lain mengalami bisa basah begitu dashyatnya sehingga mengurangi sensasi saat berhubungan seks. Jangkauan “sedikit” dan “banyak” sangatlah ambigu dan terlalu luas, jadi di kategori mana pun Anda berada, semua tergolong normal.


Jika secara alami vagina Anda cenderung lebih kering, Anda dapat mencoba perpanjang dan menambah intensitas foreplay seksual, terutama pada klitoris. Klitoris, banyak pakar berpendapat, adalah “sarang” di mana ujung-ujung saraf berkumpul yang akan lebih banyak menarik aliran darah dari jantung saat terangsang. Dan lagi pula, Anda bisa menggunakan bala bantuan dari pelumas sintetik. Ada banyak jenis pelumas sintetik, jadi beranikan diri untuk bereksperimen dengan pasangan dan cari tahu apa yang bekerja efektif untuk Anda. Anda juga dapat menggunakan pelembap vagina, yang populer digunakan oleh wanita usia menopause, karena perubahan hormon saat menopause sering menyebabkan kekeringan dalam vagina. Walaupun begitu, kurangnya produksi pelumas vagina non-terkait usia mungkin dapat menandakan masalah emosional atau fisik lainnya yang membutuhkan intervensi profesional.


Jika Anda berada di kategori yang lebih mudah ‘basah’, mungkin Anda menyadari gaya gesek yang lebih dangkal (tidak sebanyak yang Anda inginkan), dan Anda merasakan lebih sedikit sensasi. Tidak perlu khawatir — coba untuk gunakan kondom non-pelumas untuk mendapatkan kembali sedikit-banyak gesekan. Satu tips yang juga mungkin membantu: atur posisi si dia saat berhubungan seks sedemikian rupa agar ada lebih sedikit kemungkinan untuk penisnya tergelincir keluar dan merusak momentum.



Mengapa cairan vagina penting untuk wanita?


Sangat penting bagi pasangan seksual untuk memahami peran pelumas dalam hubungan seks yang nyaman. Masing-masing pihak dalam hubungan seksual mungkin perlu untuk secara terbuka mendiskusikan cara terbaik untuk menjamin pelumasan. Kadang, waktu foreplay yang lebih lama adalah satu-satunya yang dibutuhkan wanita untuk dapat terlumasi dengan baik. Kali lainnya, pelumas sintetik mungkin perlu diterapkan selama aktivitas seksual.


Untuk wanita, vagina basah adalah tahapan penting dalam gairah seksual. Pelumasan alami ini menyiapkan vagina terhadap potensi penetrasi, sehingga memudahkan penis (juga jari atau mainan seks) untuk masuk dan mengurangi gaya gesek dan iritasi yang menyertainya dengan mengurangi tekanan pada alat kelamin. Nyeri selama hubungan seksual sering disebabkan oleh pelumasan yang tidak memadai.


BACA JUGA:




The post Mengapa Wanita “Basah” Saat Bergairah? appeared first on Hello Sehat.
populerRelated Article