Sponsored
Home
/
Film

Mengenal 5 Film Animasi Ghibli yang Disutradarai Mendiang Isao Takahata

Mengenal 5 Film Animasi Ghibli yang Disutradarai Mendiang Isao Takahata
Preview
Hani Nur Fajrina06 April 2018
Bagikan :

Uzone.id -- Jika bukan karena Isao Takahata yang berkolaborasi dengan Hayao Miyazaki, dunia gak akan mengenal karakter Totoro, Puteri Kaguya, dan ikon unik lainnya.

Takahata bersama Miyazaki mendirikan Studio Ghibli pada 1985. Sejak berdiri, Ghibli masih aktif memproduksi berbagai film animasi. Berbeda dengan kebanyakan film animasi pada umumnya, karya Takahata dan Miyazaki kerap dekat dengan perasaan manusia dan selalu menggunakan daya magis fantasi serta alur cerita yang di luar dugaan.

Dunia pun sekarang sedang berkabung. Takahata meninggal dunia pada 5 April 2018 di Tokyo, Jepang. Ia wafat di usia  82 tahun. Meski belum ada penjelasan lebih dalam, Takahata memang menghadapi sebuah penyakit selama beberapa tahun terakhir.

Untuk mengantar kepergiannya, gak ada salahnya kita membahas singkat tentang lima film animasi yang Takahata garap di bawah produksi Ghibli. Siapa tahu ada yang belum kamu tonton, gaes.

Grave of the Fireflies (1988)

Film animasi satu ini berhasil membuat penonton ‘tenggelam’ di dalam suasana haru dan tersentuh dari garis ceritanya. Serasa bukan lagi nonton film animasi.

Berlatar Perang Dunia II, ‘Grave of the Fireflies’ mengisahkan tentang dua kakak beradik, Satsuko dan Seita yang terpisah dari orangtuanya ketika bom besar dari Amerika Serikat jatuh di sebuah kota di Jepang. Mereka berdua harus berjuang dan bertahan hidup.

Dalam beberapa kali kesempatan, Takahata berulang kali membantah bahwa karyanya ini adalah film anti-perang. “Film ini bukan animasi yang bernada anti-perang dan tidak mengandung pesan yang menyatakan demikian,” ungkapnya.

Only Yesterday (1991)

Film ini mengusung tema drama dan romansa. Bercerita tentang perempuan usia 27 tahun bernama Taeko Okajima yang hidup di Tokyo dan memutuskan untuk berlibur selama 10 hari ke area yang jauh dari perkotaan.

Plot yang begitu sederhana namun menyentuh terjadi saat ia tiba-tiba teringat akan masa kecilnya ketika umur 10 tahun, masa di mana ia memiliki segudang cerita seru tentang teman-teman dan keluarganya.

Film animasi ini menggunakan alur maju-mundur karena adanya flashback ke masa kecil Taeko. ‘Only Yesterday’ pun tercatat sebagai film berpendapatan tertinggi di Jepang pada 1991 silam.

Pom Poko (1994)

Kisah satu ini juga terbilang seru. Jauh sebelum ada kisah makhluk biru Avatar karya James Cameron, komunitas rakun The Tanuki sudah lebih dulu berperang untuk mempertahankan hutan tempat mereka tinggal dari ancaman penggusuran.

Animasi ini mengandung unsur komedi dan salah satu film ‘ringan’ dari Ghibli. Para rakun yang dapat berubah wujud itu bersatu agar hutan sebagai habitat mereka tidak dirusak oleh pembangunan kota.

Sama seperti ‘Only Yesterday’, film ‘Pom Poko’ juga tercatat sebagai film dengan pendapatan terbesar di Jepang pada 1994. Selain itu, ‘Pom Poko’ adalah film pertama Ghibli yang menggunakan teknik komputer grafis.

My Neighbors The Yamadas (1999)

Karya animasi ini sifatnya ramah keluarga. Film ini bercerita tentang keluarga tipikal kelas menengah yang hidup di Tokyo.

Berisi berbagai potongan tentang kehidupan keluarga Yamada dengan bumbu komedi dan sentuhan yang cukup memilukan hati, film ini mampu memberi kehangatan bagi siapapun yang menontonnya.

‘My Neighbors The Yamadas’ menjadi film pertama GHibli yang menggunakan 100 persen teknologi digital saat proses produksinya. Takahata bilang, ia ingin gambar yang penuh dengan seni watercolor, sehingga teknologi digital adalah pilihan yang paling tepat untuk menggarap film ini.



The Tale of the Princess Kaguya (2013)

Mungkin sekilas kisah ini mirip dengan ‘Thumbelina’, buku yang ditulis oleh Hans Christian Andersen yang juga telah difilmkan. Namun, tentu saja keseluruhan ide ceritanya berbeda.

‘The Tale of the Princess Kaguya’ dibuka dengan adegan seorang pria tua yang bekerja sebagai penjual bambu. Suatu hari, ia menemukan seorang puteri bernama Kaguya yang di dalam bambu. Ukuran tubuhnya sangat kecil, kira-kira sebesar jarinya.

Ketika Kaguya tumbuh dewasa, lima laki-laki dari keluarga terpandang mencoba untuk melamarnya. Kaguya pun meminta mereka mencari hadiah pernikahan berharga untuknya, sayangnya mereka semua gagal. Sampai suatu ketika, Kaisar Jepang mendatangi Kaguya untuk meminangnya.

Film ini masuk nominasi di kategori best animated feature di ajang Academy Awards pada 2014.

populerRelated Article