icon-category News

Mengenal Topan Mangkhut yang Hantam Filipina

  • 19 Sep 2018 WIB
Bagikan :

Topan Mangkhut yang menghantam Filipina bagian utara disebut sebagai topan terbesar tahun ini. Musibah berupa angin kenjang disertai hujan deras yang teradi pada Sabtu (15/9) dilaporkan merobohkan pepohonan, menhancurkan atap rumah, memutus aliran listrik hingga memakan korban jiwa sedikitnya 59 orang.

Joint Typhoon Warning Center (JWTC) milik Amerika Serikat yang berlokasi di Hawaii sudah mulai memantau sebuah gangguan tropis di dekat garis batas penanggalan internasional pada Rabu (5/9) dua pekan lalu. Gangguan tersebut berkembang secara terus-menerus, dan dua hari kemudian (7/9) Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency/JMA) menetapkan gangguan tersebut sebagai depresi tropis.

Dilaporkan Lembaga Antariksa Amerika Serikat (NASA), depresi tropis terbentuk ketika sebuah area bertekanan rendah disertai oleh badai petir yang menghasilkan aliran angin berbentuk melingkar dengan kecepatan angin di bawah 63 km/jam. Depresi tropis akan menjadi badai tropis ketika sirkuliasi pusaran menjadi lebih teratur dan kecepatan angin melebihi 63 km/jam.

Setelah itu, Mangkhut menguat dengan cepat karena kondisi lingkungan yang menguntungkan, termasuk kemiringan kecepatan angin dan suhu permukaan laut yang tinggi. Mangkhut mencapai kekuatan taifun pada Minggu (9/9).

Keesokan harinya (10/9), JTWC memperkirakan kekuatan Mangkhut sudah mencapai kategori 2 dengan kecepatan angin mencapai 165 km/jam. Kekuatannya terus bertambah dengan cepat, dan JWTC mencatat Mangkhut sudah mencapai intensitas puncaknya pada Rabu (12/9) dengan kecepatan angin 205 km/jam.

Ahli Meteorologi CNN, Brandon Miller, mengatakan bahwa topan Mangkhut lebih besar, lebih kuat, dan lebih berbahaya dibandingkan Badai Florence.

"Setiap wilayah yang terkena topan secara langsung akan merasakan dampak yang lebih signifikan karena ukuran dan intensitas topan super ini," katanya.

Angin topan, badai, dan siklon sebenarnya fenomena yang sama; hanya memiliki sebutan yang berbeda tergantung daerah asalnya. Jika badai terbentuk di Samudera Atlantik atau Samudera Pasifik Timur, maka kerap disebut angin topan.

Badai yang berawal di Samudera Hindia dan Samudra Pasifik Selatan disebut sebagai siklon. Sedangkan, istilah topan digunakan ketika badai bermula di Samudera Pasifik Barat.

Berdasarkan kecepatan angin dan kekuatannya, topan dibagi ke dalam lima kategori berdasarkan skala Saffir-Simpson.

Dilansir dari Straits Times, topan Mangkhut termasuk dalam kategori lima yang mematikan. Mangkhut merupakan badai ke-15 yang menghajar Filipina tahun ini dan merupakan terbesar sepanjang tahun 2018.

Sebelumnya, musibah yang sama juga pernah menerjang Filipina, namun topan Mangkhut yang menerjang pada 2018 merupakan bencana yang lebih buruk. Pada 2013, topan Haiyan sempat menghantam Filipina dan menelan 7.300 orang korban meninggal dan hilang.

Musibah yang sama juga menyebabkan lebih dari lima juta penduduk di Filipina bagian tengah harus mengungsi karena kehilangan tempat tinggalnya. Hingga saat ini, Haiyan tercatat sebagai topan terkuat sepanjang sejarah dengan kecepatan angin mencapai 314 km/ jam.

Topan Mangkhut yang menghantam Filipina dilaporkan juga menerjang China dan Hong Kong pada Minggu (16/9) sore. Musibah tersebut menyebabkan gangguan layanan kereta dan jadwal penerbangan. Lebih dari dua juta orang harus dievakuasi dan tempat wisata serta situs kontraksi harus ditutup.

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini