Menjajal Perjalanan 15 Menit dari HI ke Lebak Bulus dengan Ratangga
Moda raya terpadu (MRT) di DKI Jakarta sudah siap beroperasi. Angkutan cepat terpadu ini akan mulai diuji coba akhir Desember ini dan mulai beroperasi Maret 2019.
Sejauh ini, manajemen PT MRT Jakarta mengklaim pengerjaan proyek sudah mencapai 97,5 persen. Proyek hanya menyisakan proses desain interior di 13 stasiun yang ada. Untuk menengok kesiapan MRT beroperasi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mendatangi Stasiun Bundaran HI dan menjajal kereta MRT dari stasiun tersebut ke Stasiun Lebak Bulus, Senin (10/12/2018) sore. Anies yang didampingi sejumlah pejabat Pemprov DKI Jakarta tiba di Stasiun Bundaran HI sebelum pukul 16.30 WIB. Ia dan pejabat pemprov kemudian memakai alat pelindung diri (APD) dan menuju stasiun yang berada di bawah jalan MH Thamrin. Ada dua akses turun menuju stasiun yakni tangga dan eskalator. Namun karena eskalator belum bisa digunakan, Anies dan rombongan turun melalui tangga yang cukup curam. Selepas itu, mereka melewati lorong yang dindingnya masih dilapisi plastik. Di ujung lorong terdapat loket tiket yang letaknya bersebelahan dengan pintu otomatis menuju ke peron. Lantai tersebut juga rencananya dilengkapi fasilitas umum dan pertokoan. Apabila sudah melintasi pintu otomatis, penumpang akan diarahkan ke lantai peron dengan menggunakan eskalator atau tangga. Kondisi di lantai peron sedikit berbeda dengan lantai pertama, akses sinyal telepon di lantai ini tak tersedia sama sekali. PT MRT Jakarta berjanji segera mengupayakan sinyal jaringan seluler bisa sampai ke lantai peron dan menyediakan akses wi-fi. Karena Kereta MRT yang tersedia pada jalur di sisi kanan tangga telah siap, Anies dan rombongan langsung menaiki kereta. Seperti lazimnya ditemukan di MRT Singapura, peron pada stasiun MRT di Jakarta juga dilengkapi dengan platform screen doors. Begitu memasuki gerbong kereta, kondisinya masih terlihat bersih dan mulus. Lantai kereta tampak dilapisi kertas sehingga penumpang diimbau tidak banyak bergerak. Interior gerbong kereta MRT berbeda dengan KRL yang selama ini menjangkau Jabodetabek. Perbedaan yang cukup mencolok terdapat pada bangku MRT berbahan fiber dan tidak seempuk di bangku KRL. Selain itu, tidak ada tempat penyimpanan tas di atas bangku. Namun, kereta ini tetap dilengkapi ruang khusus bagi pengguna kursi roda atau penyandang disabilitas. “Untuk keberadaan gerbong wanita lagi didiskusikan. Kami lagi meminta pandangan publik kira-kira seperti apa,” ucap Direktur PT MRT Jakarta William Sabandar, Senin (10/12/2018).Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.
Editors' Picks
Most Popular
Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini