icon-category Travel

Menyaksikan Sisi Lain Tunisia

  • 24 May 2019 WIB
Bagikan :

Sebagai ibu kota negara Tunisia, Tunis rupanya memiliki peranan penting dalam sejarah Islam. Salah satu tempat untuk menelusuri jejak peradaban Islam di Tunisia adalah Masjid Zaytuna.

Bangunan yang indah dan luas ini dulunya adalah Basilika Kristen. Setelah Islam masuk ke Tunisia, akhirnya beralih fungsi menjadi masjid.

Masjid ini 'dibangun' pada tahun 116 hijriah, Masjid Zaytuna menjadi cikal bakal perguruan tinggi Islam pertama dalam sejarah.

Banyak cendekiawan Muslim yang menjadi alumninya, salah satunya Ibnu Khaldun.

Namun seiring berkembangnya zaman, kini proses pembelajaran yang dulunya dilangsungkan di Masjid Zaytuna dialihkan ke Universitas Zaytuna.

Tak hanya itu saja, Tunis juga memiliki tempat penting yang sudah berusia ratusan tahun dan masih berfungsi yakni Souk Medin atau Pasar Medina.

Tempat ini banyak menjual pernak-pernik khas Tunisia, hingga segala kebutuhan sehari hari.

Tak hanya itu saja, banyak juga jenis kue manis di Tunisia yang dijual di sini. Salah satunya adalah makroud.

Makroud adalah makanan ringan khas Tunisia yang tergolong menyehatkan. Makanan ini terbuat dari tepung dan minyak zaitun, lalu di dalamnya diberi kurma yang sudah menjadi selai. Setelah digoreng, makroud direndam dalam air gula.

Mungkin banyak yang tahu jika Tunisia adalah salah satu negara berkembang, bahkan tergolong makmur di Benua Afrika. Tapi bukan berarti tidak ada penduduk miskin di Tunisa.

Bahkan tingkat kemiskinan di Tunisia mencapai empat persen, sehingga cukup banyak Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bekerja untuk membantu dhuafa di Tunisia.

Selama bulan Ramadan, sebagian organisasi punya program membagikan makanan berbuka untuk para dhuafa.

Meski untuk kaum dhuafa, namun kualitas dan kebersihan makanan di Tunisia sangat dijaga. Siapa pun yang bekerja di dapur wajib memakai sarung tangan, dan penutup kepala agar higienis.

Namun suasana menjelang berbuka puasa di Tunisia sangat berbeda dengan Indonesia, karena tidak ada tradisi ngabuburit.

Bila waktu berbuka tiba, semua berkumpul di dalam rumah bersama keluarga. Sehingga suasananya cukup sepi.

Biasanya mereka yang berkumpul di Tunisia adalah yang sudah tinggal sendiri, atau tidak ada sanak keluarganya.

[Gambas:Video CNN]

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : Tunisia traveling 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini