Sponsored
Home
/
Sport

Mercedes Tak Bisa Tidur Nyenyak

Mercedes Tak Bisa Tidur Nyenyak
Preview
Tabloid Bola25 March 2017
Bagikan :

Mungkinkah Nico Rosberg punya firasat baik, bahwa tahun ini Mercedes bukan lagi tim jawara sehingga dia memilih pensiun selepas jadi juara dunia tahun lalu? Bisa ya, bisa tidak.

Yang pasti, Mercedes masih menjadi tim papan atas. Namun, apakah bisa bisa menjadi yang terbaik seperti tiga musim terakhir.

Jawaban atas pertanyaan itu baru bisa dilihat setelah balapan musim ini. Jika selama tes pramusim di Catalunya, Mercedes menggunakan setelan mesin yang tidak maksimal, misalnya hanya 80-90 persen dari kekuatan, sudah pasti Ferrari akan gigit jari.

Dengan kekuatan yang tidak maksimal saja catatan waktu yang dibuat oleh Lewis Hamilton dan sang pengganti Rosberg, Valtteri Bottas, sudah sangat kompetitif. Mercedes bukan kali ini saja melewati tes pramusim dengan kekuatan mesin tidak 100 persen.

Mereka lebih memilih cara lain yakni menguji daya tahan mobil dengan melakukan ribuan lap dan sebisa mungkin tanpa masalah. Berkali-kali pola seperti ini berhasil, dari tes pramusim hingga berujung pada diraihnya titel juara dunia pebalap dan konstruktor pada akhir musim.

Bottas yang baru kali ini mengikuti program unik Mercedes ini mengatakan bahwa tim barunya itu memiliki banyak hal yang perlu dimaksimalkan.

"Selama menjalani tes, kami menguji banyak hal untuk mengembangkan mobil. Ada yang bagus dan ada yang tidak. Semua memengaruhi performa mobil. Nah yang belum baik itulah yang mesti kami cari tahu solusinya," ujar pebalap Finlandia tersebut.

Lewis Hamilton juga merasakan hal sama dengan Bottas. Secara umum dia sangat puas dengan daya tahan mobil baru Mercedes, F1 W08, dan juga tentu saja kecepatannya.

"Akan tetapi, selama tes saya tidak bisa menggeber mobil lebih kencang dari yang saya mau karena tim sudah menyetel kemampuannya seperti itu,” kata juara dunia 2008, 2014, dan 2015 ini.

Komentar pebalap Inggris tersebut menandakan bahwa Mercedes memang sekali lagi tidak memaksimalkan kemampuan mereka selama tes pramusim 2017.

Salah satu tanda bahwa sasis mereka tetap oke walau setelan mesin tak maksimal adalah Hamilton mampu menggunakan ban paling lunak (ultrasoft) selama 20 lap.

Dengan aspal yang tingkat abrasinya tinggi terhadap ban, mustahil sebuah sasis bisa menggunakan ban ultrasoft selama menjajal lintasan Sirkuit Catalunya.

Efek James Allison

Kubu Mercedes menyadari bahwa tahun ini mereka tak bisa tidur seperti tahun-tahun sebelumnya. Sorotan utama mereka adalah performa luar biasa Ferrari selama tes. Bahkan, Niki Lauda mengakui bahwa timnya saat ini belum bisa menyaingi apa yang sudah dicatat oleh Ferrari tersebut.

Baca Juga:

Mungkin saja Mercedes tersentak oleh kehebatan Ferrari di awal musim. Namun sebagai tim yang punya fondasi bagus di era hibrida sejak 2014, mereka tak akan panik. Apalagi tim yang bermarkas di Brackley, Inggris ini bakal kedatangan seorang James Allison.

Allison yang terdepak dari Ferrari di pertengahan musim 2016 sedikit banyak tahu persiapan mantan timnya itu dalam menatap musim 2017. Dan mungkin saja dia pun sempat punya andil dalam persiapan itu sebelum tersingkir. Karena itu, Allison pasti berdampak positif buat Mercedes.

Gelagatnya, ini memang bakal menjadi tahun paling berat buat Mercedes sejak 2014. Mungkin saja mereka masih tetap jadi tim jawara, namun selisih kemenangannya tidak lagi besar. Dua tim, terutama Ferrari, dan satu lagi Red Bull, adalah penggergaji poin-poin tersebut.

Namun jangan heran pula bila pada akhirnya mereka menjadi tim pecundang di akhir musim, yang mungkin juga sudah jadi firasat Rosberg tadi.

© Juara
Tags:
populerRelated Article