Sponsored
Home
/
Automotive

Meski Sesama China, Penjualan Wuling dan DFSK Gak Bisa Dibandingkan

Meski Sesama China, Penjualan Wuling dan DFSK Gak Bisa Dibandingkan
Preview
Bagja Pratama23 August 2018
Bagikan :

Uzone.id - Dua pabrikan China sejak tahun lalu sudah hadir di Indonesia. Wuling dan DFSK.

Publik pun jadi jamak untuk membandingkan dua merek yang sama-sama berasal dari China ini, terutama dari hasil penjualannya.

Namun, kemunculan dan strategi mereka ternyata bagai bumi dan langit, sehingga meski keduanya sama-sama berasal dari China, gak bisa dibandingkan.

Wuling memang boleh dibilang cukup berhasil, dengan penjualan ribuan unit diawal-awal saat resmi dijual di Tanah Air.

Berbeda 180 derajat, DFSK justru terlihat tersendat penjualannya. Padahal sebenarnya, itu sudah menjadi bagian dari strategi mereka.

Wuling bisa langsung menampung pundi-pundi penjualan, karena mengambil langkah taktis, dengan lebih dulu memunculkan sosok MPV yang memang gudangnya di Indonesia.

Segmen dan Harga Berbeda

Sudah begitu, nyali besar Wuling dengan MPV terbarunya untuk bersaing dengan raksasa Jepang, didukung dengan godaan harga miring.

Secara psikologis, pembeli mobil di Indonesia memang unik. Gak mau mobil kemahalan, tapi sok anti mobil yang terlalu murah.

Contohnya banyak. Kia dengan mobil murahnya Morning, gak laku. Atau bahkan brand Eropa sekelas Renault dengan jagoannya Kwid pun, enggak juga dilirik.

Nah, Wuling dengan cerdas mengambil posisioning harga ditengah. Terlalu sangat murah untuk mobil sekelas dari pabrikan Jepang, namun bukan murahan.

Hasilnya, Wuling Confero langsung naik daun dan jadi primadona, ditengah keraguan publik yang kental terhadap merek China.

Wuling bisa meminimalisir resiko dengan banderol yang gak kemahalan, namun tetap punya nilai sebagai sebuah kendaraan.

Mengetahui hal itu, DFSK mengambil langkah lain. Apalagi DFSK hadir setelah Wuling lebih dulu eksis.

DFSK tidak latah memunculkan MPV dan perang saudara dengan Wuling yang sudah pasti akan kalah, karena Wuling lebih dulu eksis.

DFSK justru menawarkan SUV, yang juga harganya murah untuk kelasnya, melalui sosok Glory 580.

Namun itu tadi, mobil berjenis SUV gak akan pernah semurah MPV, sehingga tantangan DFSK memang jauh lebih berat.

Meski menghindar sejenak dari kompetisi sesama pabrikan China, DFSK coba sedikit berada diatas dengan menawarkan sebuah SUV yang dipasaran harganya bisa lebih mahal ratusan juta.

Hasilnya, tentu gak akan 'sekacang goreng' Wuling dari segi penjualan. Positifnya, citra DFSK terbangun sebagai merek China untuk kelas midle-up.

Indikasi keberhasilan kedua merek China yang gak bisa dibandingkan ini, terlihat dari rasa penasaran publik, khususnya untuk mencobanya.

Di dua pameran besar, ratusan orang antre untuk menjajal DFSK Glory 580. Bahkan, di dua pameran itu juga, jadi mobil yang paling banyak dicoba pengunjung.

Meski minat dan rasa penasaran tersebut gak akan secara langsung berimbas pada angka penjualan, namun itu sudah respon yang baik.

Penjualan Wuling dan DFSK

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan, sepanjang bulan Juli 2018 Glory 580 terjual sebanyak 43 unit.

Kalau ditambah saat GIIAS 2018, DFSK mengantungi 316 unit pemesanan. Totalnya 359 unit.

Sementara saat Wuling meluncurkan Confero pada bulan Agustus 2017, penjualannya langsung menembus 790 unit.

Selisih penjualan awal keduanya 431 unit. Namun dengan catatan, Wuling menjual mobil seharga Rp 150 jutaan, sementara DFSK banderolnya dua kali lipatnya.

Jadi, dengan strategi yang berbeda, kedua merek China ini memang gak bisa dibandingkan dan terlalu dini untuk menilai yang satu lebih baik dari yang lain.

Namun, tujuan mereka jelas, sama-sama ingin membuktikan pada publik kalau mobil China bukan lagi mobil murahan dan gak bertanggung jawab seperti di masa lalu.

Dengan hadirnya dua merek ini, publik bisa mulai terbiasa dengan merek China dan mulai melirik dengan logis ketika hendak membeli mobil.

Dan pastinya, satu hal yang kerap jadi ancaman terhadap semua pabrikan mobil di Tanah Air, hadirnya Wuling dan DFSK memaksa hampir semua pabrikan mengoreksi harga jual mereka.

populerRelated Article