Kasus Eki Febri, Kemenpora Klaim di Luar Antisipasi
Asisten Deputi IV Bidang Olahraga Prestasi Kemenpora, Chandra Bhakti, mengatakan kasus belum dibayarnya biaya akomodasi atlet tolak peluru Eki Febri Ekawati di luar antisipasi mereka. Kemenpora tidak mendapatkan laporan status Eki Febri.
Chandra menjelaskan setiap cabang olahraga (cabor) memiliki manajer yang tugasnya melaporkan setiap perkembangan dan kebutuhan atlet selama pelatnas. Sejauh ini, baik Satlak Prima maupun Kemenpora tidak menjalin komunikasi dengan manajer yang menangani Eki Febri.
"Kami dapat informasi, penempatan atlet ini (Eki Febri) tidak memenuhi syarat. Dia kabarnya tinggal di rumah sendiri, karena itu kami harus lakukan verifikasi HPS (Harga Perkiraan Sendiri)," kata Chandra saat konferensi pers di Kantor Kemenpora, Kamis (31/8).
Lebih lanjut, Chandra menjelaskan atlet yang tidak menempati akomodasi yang telah ditentukan, maka atlet itu tidak memenuhi persyaratan dan perlu dilakukan verifikasi ulang melalui HPS.
Preview |
Pasalnya, pemerintah melalui Satlak Prima akan kesulitan menentukan besaran biaya yang akan dikeluarkan untuk akomodasi sang atlet. Selain itu sulit untuk mengukur nutrisi yang dikonsumsi atlet.
Eki Febri sendiri merupakan salah satu atlet yang menjalani pemusatan latihan di Pangalengan. Chandra mengaku pihaknya tidak pernah mendapatkan laporan dari pemusatan latihan di daerah tersebut.
“Atletik pemusatan latihannya tidak hanya di satu tempat. Ada yang di Rawamangun, ada yang di Pangalengan, ada yang di Bali. Yang di Pangalengan ini justru tidak ada laporan sama sekali," terang Chandra.
"Dari Satlak Prima, kalau sudah ada laporan pasti akan kami penuhi akomodasi termasuk penginapan, makanan dan nutrisi. Untuk kasus Eki, dalam satu dua hari ini akan diselesaikan. Anggaran itu ada, tapi kami juga harus taat aturan," sambungnya.
Diberitakan sebelumnya, kisah Eki Febri menjadi viral usai pengakuannya yang belum mendapat uang makan dan akomodasi selama persiapan SEA Games 2017 sejak Januari lalu.
Eki Febri merupakan salah satu peraih medali emas untuk Indonesia di ajang SEA Games 2017. Atlet 25 tahun itu meraih emas tolak peluru usai mencatatkan lemparan sejauh 15,39 meter.
“Saya atlet peraih emas SEA Games 2017. Uang akomodasi (makan, penginapan, dll) belum juga dibayar dari bulan Januari-Agustus. Padahal SEA Games sudah hampir selesai. Gimana mau maju? Birokrasi dan sistem olahraga di Indonesia yang ribet," tulis Eki Febri melalui Instagram.