Mitsubishi Tak Terbuka Soal Penjualan Outlander PHEV
Mitsubsihi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) mengakui sejak Outlander PHEV mulai dijual per Agustus lalu, sudah ada konsumen yang melakukan pemesanan. Meski begitu sampai sekarang MMKSI belum mau membuka lebih detail terkait hal itu.
"Kami akan mulai start sales bulan November," kata Direktur Penjualan dan Pemasaran MMKSI Irwan Kuncoro di Jakarta, Rabu (4/9) tanpa ingin menjelaskan seberapa banyak pemesanan Outlander PHEV.
MMKSI pernah menjelaskan, Outlander PHEV bukan produk yang ditujukan untuk mendulang penjualan. Produk yang dijual Rp1,289 miliar ini difungsikan buat mengenalkan teknologi plug-in hybrid Mitsubishi kepada masyarakat Indonesia.
Namun sampai sekarang, petunjuk teknis dari kementerian terkait insentif itu belum jelas walaupun Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Kendaraan Berbasis Listrik sudah diundangkan pada 12 Agustus lalu.
Menurut Irwan, konsumen yang tertarik membeli Outlander PHEV sudah diinformasikan bahwa ada kemungkinan harga yang sudah diumumkan menjadi turun. Dia mengatakan bisa jadi beberapa prospek konsumen memutuskan menunda pembelian sampai menunggu kejelasan wacana Outlander PHEV akan lebih murah.
"Ya kami jelaskan harga sekian itu memang dengan aturan yang berlaku sekarang. Mungkin 1-2 konsumen ada yang tanya (harga lebih murah), tapi kami juga tidak bisa jawab," ujar Irwan.
Irwan mengatakan pihaknya dan pelaku industri lain menunggu regulasi lanjutan yang melengkapi Perpres 55/2019, termasuk soal insentif.
"Ya memang justru itu yang sebetulnya Mitsubishi dan industri sedang tunggu dari pemerintah karena angka-angkanya belum ada, (insentif) fiskal atau non fiskal. Harusnya, dengan keluarnya Perpres (55/2019) ini merupakan arahan, nanti semua departemen akan bergerak," ujar Irwan.
"Ya memang tujuannya yaitu menurunkan harga mobil listrik melalui insentif itu, selain itu juga pengembangan infrastruktur, kalau dari pemerintah kan yang ditekankan lokalisasinya," ucapnya lagi.