icon-category Sport

Mo Salah, Sang Raja Mesir Era Milenial

  • 26 May 2018 WIB
Bagikan :

Mohamad Salah. Mereka memanggilnya raja Mesir dan hadiah dari Allah SWT. Ia raja di sayap tim sepakbolanya. Saat bulan Ramadhan, wajahnya ada dimana-mana. Ia menjadi pahlawan baru bagi Mesir.

Pemain Liverpool ini telah mengasah bakat gemilangnya dan membawa harum tempat dimana dia berada. Di tanah airnya, wajah Mo Salah menghiasi semua pernah pernik Ramadhan, seperti lentera.

Mesir memiliki sebuah tradisi untuk menamai kurma dengan nama-nama selebriti. Sejauh ini, kurma dengan nama Mo Salah menjadi yang paling laris diantara kurma-kurma seleb lainnya. Ketenarannya bahkan membuatnya dapat dukungan maju dalam pemilu presidensial.

Jalanan Mesir yang biasanya penuh sesak akan sepi selama pertandingan Liga Champions yang menampilkan dirinya. Pertandingan antara Liverpool dan Real Madrid akan tayang Sabtu waktu Mesir.

photo
Mohamed Salah

Ini selalu terjadi saat Liverpool main, jalanan akan sepi dan kafe-kafe menjadi penuh. Seorang pemilik kafe, Hamdi el-Washsh mengatakan kafenya selalu penuh saat Liverpool bermain dan ia bisa mendapatkan banyak uang.

"Saya menghasilkan lebih banyak uang saat Liverpool bermain daripada di hari-hari lain," Hamdi el-wahsh pada Arab News, Sabtu (26/5).

Kafenya terletak di distrik Maadi. Malam itu juga sebenarnya ada pertandingan antara klub nasional Al-Ahly dan Zamalek. Namun kafe akan lebih fokus pada pertandingan di Kiev, Rusia.

"Tak seorang pun yang benar-benar tertarik pada pertandingan domestik," katanya.

Prioritas pada Liga Champions semata-mata karena Mo Salah yang menjadi pahlawan mereka akan membawa harum negeri. Pesepak bola berusia 25 tahun ini sudah menuai banyak prestasi luar biasa. Hanya dalam satu musim dengan klub Inggris itu, Mo Salah sudah menjadi top scorer dalam Premier League.

photo
Mohamed Salah

Ia juga dinobatkan sebagai Player of the Year oleh Professional Footballers Association. Selain itu, African Footballer of the Year pada 2017. Ia membuat Mesir meraih Piala Dunia pertama kalinya lagi setelah 1990 saat mencetak gol di menit-menit terakhir.

Penampilannya yang gemilang bukan hasil yang instan. Ia dibesarkan dalam kerja keras yang membuatnya tahan banting. Saat berusia 14 tahun, bocah yang besar di Nagrig itu diasuh oleh tim senior, El mokawloon.

Untuk berlatih ia harus melewati perjalanan empat jam dengan sepeda, beberapa kali naik bus bahkan berjalan kaki.

Masa-masa tersebut kini tingggal kenangan. Sekarang Mo Salah mengendarai sebuah Porsche Turbo dan sebuah Mercedes Gle. Penghasilan mingguannya bisa mencapai 90 ribu poundsterling atau sekitar Rp 1,710 miliar (kurs Rp 19.000 per poundsterling).

Ia tak perlu lagi khawatir soal finansial. Namun Mo Salah tidak menyimpan kekayaan untuk dirinya sendiri. Dia menyumbangkan sebuah mesin dialisis untuk sebuah rumah sakit di Nagrig.

Ia juga membeli tanah untuk membangun sebuah pengolahan limbah. Sejumlah gedung direnovasi untuk jadi pusat olahraga publik, sekolah dan mesjid. Sebuah tempat parkir kosong dijadikannya markas ambulans. Mo Salah membagi-bagikan kekayaannya tanpa berhenti.

photo
Mohamed Salah

"Dia terus-menerus menyumbangkan uang untuk amal dan kampunya halamannya, siapa yang tidak mengidolakannya," kata pelatih masa kecil Mo Salah, Elshishiny.

Saat ketua klub Zamalek hendak memberi hadiah berupa rumah dan vila mewah, Mo Salah lebih memilih dibelikan peralatan medis untuk didonasikan. Ia berkomitmen pada kampanye anti obat-obatan terlarang bagi peserta operasi militer.

Mo bersinar tak hanya karena talenta sepak bolanya tapi juga kemurahan hatinya. Itulah mengapa wajahnya ada di hampir semua sudut Mesir, mulai dari toko video hingga perbelanjaan pusat. Satu lukisan dinding di luar sebuah kafe pusat kota Kairo telah jadi atraksi turis.

Kini saat Ramadan, pembeli berbondong-bondong membeli lentera fanous. Ia dijual dengan harga antara 180 dan 250 pon Mesir (sekitar 10 hingga 14 dolar AS).

"Sekarang adalah waktu terbaik penjualan barang saya, orang-orang datang ke toko saya dan secara khusus meminta fanous itu, satu pelanggan mengatakan ia membeli lentera Mo Salah untuk hadiah," katanya. Permintaan sudah cukup tinggi sehingga lentera harus impor dari Cina.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini