icon-category Technology

Mumi Pengkhotbah Mesir Berusia 2.500 Tahun Ditemukan dalam Peti Mati

  • 31 Mar 2018 WIB
Bagikan :

Selama hampir 150 tahun, salah satu universitas yang ada di Australia berpikir bahwa peti mati yang mereka pamerkan merupakan peti mati kosong.

Dikutip dari news.sky.com, peti mati tersebut berusia sekitar 2.500 tahun. Pertama kali diserahkan oleh Sir Charles Nicholson kepada pihak universitas pada tahun 1850’an. Nicholson membawa peti mati tersebut langsung dari Mesir.

Peti mati ini merupakan salah satu dari ratusan benda yang menjadi peninggalan Nicholson untuk Universitas Sydney.

Hanya saja menurut catatan univeritas selama ini menyebutkan bahwa peti mati tersebut kosong atau lebih tepatnya terisi penuh oleh puing-puing.

Selama beberapa dekade, peti mati ini diletakkan dalam ruangan pendidikan Museum Nicholson. Benda ini kalah pamor dibandingkan peti mati lainnya yang jauh lebih terkenal. Tidak ada yang tahu bahwa sosok yang mendiami peti tersebut layak mendapat tempat yang lebih istimewa.

Beruntung, baru-baru ini sejumlah pakar mencoba membuka penutup peti dan sejak saat itu kisah tentang peti mati ‘kosong’ ini berubah total.

Di dalam peti mati tersebut tersimpan sisa-sisa mumi yang merupakan seseorang yang sangat dihormati. Hal ini teridentifikasi dari hieroglif atau sandi gambar kematian pada dinding luar peti yang terbaca sebagai Mer-Neith-it-es.

Akademisi menyakini bahwa sosok ini merupakan pengkhotbah tinggi dari masa 600 SM yang berkhidmat di Kuil Sekhmet, kuil pemujaan dewa berkepala singa.

Dr Jamie Fraser, kurator senior di Museum Nicholson telah menuliskan tentang penemuan ini dan menyebutnya sebagai sesuatu yang ‘luar biasa’.

“Mengamati peti mati ini, kami merasa terheran-heran dengan apa yang kami lihat: jauh dari apa yang dikatakan sebagai sisa puing-puing, peti ini dipenuhi oleh rangkaian tulang, perban mumi, manik-manik, dan berbagai material lainnya”, ungkap Fraser.

Dr Fraser mengatakan bahwa peti mati biasanya diangkut pada sekitar abad ke-19 atau awal abad ke-20 berikut dengan mumi di dalamnya, namun mumi tersebut tidak selalu merupakan pemilik asli peti yang ditempatinya.

Prosedur CT scan dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang lebih baik terhadap isi peti sebelum dilakukan pengangkatan.

“Sementara itu sisa-sisa benda yang berada dalam peti mati Mer-Neith-it-es benar-benar sudah bercampur-baur. Hasil scanner menunjukkan adanya 2 pergelangan tangan yang termumifikasi, kaki, dan jari kaki, konsisten terhadap satu orang; hasil akhir fusi pada salah satu tulang memberitahukan bahwa sosok ini setidaknya berumur 30 tahun saat meninggal”.

Tulang mumi ini dapat membantu para ilmuwan untuk menjawab sejumlah pertanyaan seputar pola makan, penyakit, dan gaya hidup manusia pada masa itu.

Pihak universitas sedang dalam proses membangun museum baru dengan ruangan khusus mumi dan pengetahuan mengenai Mesir kuno (Egyptology).

Berikut adalah video proses identifikasi mumi di dalam peti mati tersebut.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini