icon-category Digilife

NASA Kritik China Atas Roket Long March 5B yang Jatuh ke Bumi

  • 10 May 2021 WIB
Bagikan :

Tahap inti dari booster Long March 5B jatuh ke Bumi (Foto: Instagram @247noticiaspanama)

Uzone.id - Tahap inti seberat 23 ton dari booster Long March 5B jatuh ke Bumi pada Sabtu malam (8/5/2021), mengakhiri 10 hari kontroversial di ketinggian yang menarik perhatian dunia.

Long March 5B kembali masuk atmosfer di Semenanjung Arab. Tidak diketahui apakah puing-puing itu berdampak pada tanah atau air, kata pejabat Komando Luar Angkasa pada Sabtu malam.

Namun, akun @SpaceTrackOrg di Twitter menyatakan pada Sabtu malam bahwa Long March "jatuh ke Samudera Hindia di utara Maladewa," yang merupakan rangkaian pulau yang indah di lepas pantai barat daya India.

Alih-alih membuang aman ke laut ketika pekerjaan selesai, tahap pertama roket itu mencapai orbit dan menjadi bagian dari sampah luar angkasa yang menunggu jatuh ke Bumi.

Ini bukan insiden baru. Hal yang sama terjadi pada tahun 2020 di mana inti Long March 5b jatuh tak terkendali di atas Samudera Atlantik di lepas pantai Afrika Barat.

Beberapa potongan besar puing mendarat di tanah di negara Pantai Gading, meskipun tidak sampai ada korban.

BACA JUGA: WhatsApp Batalkan Batas Waktu 15 Mei Terkait Kebijakan Privasi

Selain itu, laboratorium antariksa prototipe pertama China, Tiangong 1, yang dirancang untuk membuka jalan bagi stasiun luar angkasa baru, punya fase sampah luang angkasa sendiri setelah menyelesaikan misinya.

Pesawat seberat 8 ton itu jatuh ke Bumi dengan tak terkendali pada April 2018, terbakar di atas Samudra Pasifik.

Hanya tiga benda buatan masusia yang lebih berat dari dua inti Long March 5B yang pernah jatuh tak terkendali dari luar angkasa, menurut astronom dan pelacak satelit Jonathan McDowell, yang berbasis di Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics.

Pertama, stasiun luar angkasa Skylab seberat 83 ton yang jatuh di atas Australia pada Juli 1979. Kedua, tahap atas seberat 50 ton dari roket Saturn V yang meluncurkan Skylab jatuh di atas Samudera Atlantik di sebelah barat Madeira pada bulan Januari 1975. Ketiga, stasiun luang angkasa Salyut 7 Uni Soviet dan modul Kosmos-1686 terpasang, yang beratnya sekitar 43 ton dan jatuh kembali di Argentina pada Februari 1991.

Pesawat ulang-alik Columbia juga bisa termasuk. Pesawat NASA ini membawa benda seberat 117 ton dan hancur terpisah selama jatuh ke Bumi pada Februari 2003, dengan menewaskan ketujuh astronout di dalamnya.

Banyak orang di komunitas luar angkasa mengkritik China atas insiden Long March 5B, dengan menuduh program luar angkasa China berperilaku sembarangan. Salah satu teguran datang dari Kepala NASA Bill Nelson.

"Negara antariksa harus meminimalkan risiko terhadap orang dan properti di Bumi dari masuknya kembali obyek luar angkasa dan memaksimalkan transparansi terkait operasi tersebut," tulis Nelson dalam pernyataan yang diposting sebelum roket jatuh.

"Jelas bahwa China gagal memenuhi standar yang bertanggung jawab terkait puing-puing ruang angkasa mereka," tambah dia.

"Sangat penting bagi China dan semua negara antariksa dan entitas komersil untuk bertindak secara bertanggung jawab dan transparan di luar angkasa untuk memastikan keselamatan, stabilitas, keamanan, dan keberlanjutan jangka panjang aktivitas luar angkasa." (Space)

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini