icon-category Digilife

Ngeri Banget, Hal-Hal Ini Ternyata Bisa Dilakukan ChatGPT

  • 31 Jan 2023 WIB
Bagikan :

Uzone.id – Kecerdasan Buatan (AI) saat disebut sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, apalagi ChatGPT sudah memiliki banyak manfaat bagi pengguna, mulai dari jadi teman ngobrol, pencari informasi hingga membantu menyelesaikan tugas.

Kehadiran ChatGPT ini memang menjadi sebuah kemajuan teknologi yang ditunggu-tunggu, kita bisa dengan cepat dan mudah mendapatkan informasi dengan jelas. Tapi, disisi lain kehadiran platform chat berbasis AI ini juga menimbulkan resiko baru.

Antara ngeri dan juga kagum, bebereapa hal ini bisa dilakukan oleh platform AI seperti ChatGPT.

Dipakai untuk nyontek, bisa lulus ujian bisnis, hukum, hingga medis

Salah satu kecanggihan yang bikin ChatGPT makin dibicarakan adalah kemampuan untuk menjawab berbagai pertanyaan ketika ujian medis atau kedokteran.

Dalam sebuah laporan, ChatGPT berhasil lulus ujian kedokteran di Amerika Serikat, tepatnya US Medical Licensing Examination (USMLE).

Ujian ini biasanya ditempuh mahasiswa kedokteran untuk mendapatkan lisensi di Amerika Serikat.

Bahkan, karena akurasinya yang tinggi, nilai yang didapat juga tak berbeda jauh dengan nilai yang didapat oleh manusia biasa. ChatGPT juga bisa memberikan jawaban profesional layaknya manusia.

Kasus lainnya, ChatGPT berhasil lulus ujian dalam jurusan bisnis selevel Master in Business Administration (MBA) dari profesor Wharton di University of Pennsylvania dengan nilai B dan B-.

Baca juga: Begini Cara Pakai ChatGPT, Bisa Kerjakan Tugas dan Ujian?

Bot ChatGPT ini memiliki tugas luar biasa, termasuk menjawab pertanyaan analisis proses yang didasarkan pada studi kasus. Teknologi ini juga bisa memodifikasi jawaban terhadap petunjuk manusia.

Tak hanya medis dan bisnis, ChatGPT juga berhasil lulus ujian hukum di University of Minnesota. Dalam ujiannya, profesor hukum di Universitas Minnesota memberikan tes random untuk 4 mata kuliah.

Usai menyelesaikan pertanyaan pilihan ganda sebanyak 95 pertanyaan dan 12 pertanyaan esai, ChatGPT berhasil mendapat nilai rata-rata C+ di semua mata kuliah.

Agak ngeri dan kagum karena ChatGPT semakin mirip dengan manusia, baik itu dalam menjawab pertanyaan maupun kemampuan menganalisis jawaban. 

Lebih ngerinya, ChatGPT bisa saja digunakan ‘oknum’ mahasiswa agar bisa lulus pendidikan. Apalagi menurut para tenaga pendidik, respon ChatGPT sulit dibedakan dengan respon dari manusia.

Membuat malware 

Seperti yang sudah disebutkan, ChatGPT saat ini semakin mirip dengan manusia. Tak heran kalau kemampuan mereka juga semakin meluas tak hanya untuk hal-hal positif, namun ke arah negatif.

ChatGPT disebut bisa digunakan untuk membuat alat peretasan dengan sangat cepat. Bot AI ini digunakan untuk membuat kode malware yang cukup rumit dan sulit untuk dipahami. 

Dilansir dari Mashable, peneliti keamanan siber bisa membuat program polimorfik yang sangat sulit dipahami dan dideteksi menggunakan aplikasi ini. 

Selain itu, hacker juga bisa membuat chatbot lain lewat ChatGPT untuk menyamar sebagai wanita saat menjerat target mereka.

Lebih parah lagi, paltform ini dapat membuat kode perangkat lunak berbahaya yang mampu memata-matai ketukan keyboard pengguna atau membuat ransomware.

Perusahaan keamanan dari Israel Check Point menyebut kalau seorang peretas memamerkan kode yang ditulis oleh ChatGPT, dimana malware ini mampu mencuri file menarik, mengompresnya, dan mengirimkannya ke seluruh web.

Penipuan di aplikasi kencan

Salah satu hal yang cukup ngeri dari adanya Chatbot seperti ChatGPT ini adalah pengguna yang memanfaatkan teknologi ini untuk menipu partner kencan mereka di aplikasi.

Alex Holden, pendiri perusahaan intelijen dunia maya Hold Security, mengatakan dia telah melihat penipu kencan mulai menggunakan ChatGPT untuk menciptakan persona yang meyakinkan.

Mereka juga menggunakan AI untuk mengambil alih percakapan. Hal ini cukup menakutkan, karena alih-alih ngobrol dengan manusia, diam-diam lawan bicara mereka justru merupakan sebuah AI.

Mengambil alih pekerjaan

Salah satu yang bikin kagum adalah cara menulis ChatGPT yang semakin mirip manusia. Salah satu pekerjaan yang mungkin diambil alih oleh ChatGPT adalah penulis. 

Sebuah akun Twitter bernama @JasonColavito mengatakan kalau dirinya tak lagi dibayar untuk menulis konten karena telah diambil alih oleh AI yang notabene gratis. Ia hanya dibayar untuk ‘menulis kembali’ konten tersebut agar bisa lulus dari screening Google AI.

Tak hanya itu, kehadiran AI juga semakin mempersulit para perekrut pekerjaan untuk membedakan apakah CV atau resume yang dibuat merupakan hasil dari pemikiran mereka, atau hasil dari ChatGPT.

Baca juga: Google Makin Terancam, Microsoft Siap Akuisisi ChatGPT

ChatGPT memiliki kemampuan untuk melamar kerja, dimana menurut sebuah studi yang dilakukan oleh konsultan menyebut kalau lamaran hasil ChatGPT mengalahkan sekitar 80 persen lamaran hasil manusia biasa.

Kalau ini sih, antara ngeri dan juga kagum ya, karena bisa mempermudah pekerjaan pelamar kerja, namun di satu sisi malah mempersulit perekrut.

Phishing

Makin mirip manusia, makin susah juga membedakan mana tulisan asli mana juga tulisan hasil robot. ChatGPT bisa jadi sebuah solusi bagi pelaku phising yang hobi typo untuk melancarkan modusnya.

Pesan-pesan penipuan yang penuh dengan kesalahan tata bahasa akan mudah diperbaiki menggunakan ChatGPT, dan ini jadi PR baru bagi kita karena harus hati-hati dan lebih teliti ketika membaca pesan atau email.

Kemampuan ChatGPT untuk mengoreksi kata-kata hingga grammar cukup impressive, mereka bisa melakukannya sesuai dengan perintah dari pengguna.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini