Ngupil Bisa Bikin Bodoh, Benarkah?

Preview

Sudah jamak diketahui bahwa mengupil adalah aktivitas yang biasa orang lakukan. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Jefferson dan Thompson dari University of Wisconsin Medical School, Madison, di Dean County, Madison, Amerika Serikat menunjukkan bahwa 91% responden mengupil secara reguler. Bahkan 1.2% di antaranya mengaku mengupil hampir tiap jam.

Secara medis, upil adalah hasil pengeringan mucus atau cairan lendir yang dihasilkan oleh hidung. Dapat dijelaskan bahwa lendir hidung atau upil merupakan salah satu bentuk mekanisme pertahanan tubuh. Lendir hidung mampu menyaring berbagai partikel asing atau debu yang masuk ke dalam hidung. Partikel asing tersebut bisa jadi memiliki potensi yang merugikan bagi kesehatan tubuh. Di sanalah mekanisme pertahanan tubuh terjadi.

Dari segi sosial dan kesehatan mental, mengupil merupakan aktivitas rekreasional yang lebih sering dilakukan oleh orang berusia muda dibandingkan orang dewasa. Setidaknya inilah hasil kesimpulan studi yang dilakukan oleh Chittaranjan Andrade dan BS Srihari dari the National Institute of Mental Health and Neurosciences  di Bangalore, India. Dikatakan mengupil adalah kegiatan yang jauh lebih sering dilakukan oleh anak-anak dan remaja.

Sedangkan dari segi kecerdasan intelektual, hingga saat ini memang belum ada penelitian yang mencoba menilai atau mengaitkan hubungan antara aktivitas mengupil dan kemampuan intelektual seseorang. Apalagi mengemukakan bahwa megupil dapat membuat bodoh. Tetapi karena secara sosial mengupil lebih sering dilakukan oleh anak kecil dan remaja, bisa jadi inilah yang menimbulkan kesepakatan sosial tidak tertulis bahwa mengupil pada orang dewasa dianggap kurang layak. Hal ini juga yang kemudian membuat mereka yang mengupil sembarangan berpotensi ‘dicap’ nampak bodoh.

Mengupil memang tidak akan membuat Anda jadi bego. Tapi terlalu sering mengupil, tanpa memerhatikan waktu dan tempat, bisa membuat Anda tampak seperti itu.

(RH)

Berita Terkait :