Sponsored
Home
/
Technology

Nokia dengan Asa Menguasai Indonesia

Nokia dengan Asa Menguasai Indonesia
Preview
Trisno Heriyanto09 April 2018
Bagikan :

Uzone.id - Pelan-pelan Nokia mulai mengusik pasar ponsel Indonesia yang kini sudah dikuasai pabrikan China dan Korea Selatan.

Masih ingat rasanya menggenggam Nokia 3310 yang beken di awal era 2000-an. Meski hanya punya layar mungil dan belum berwarna, namun saat itu ini adalah ponsel idamanan pemuda (di masa itu).

Ya, di Indonesia, Nokia memang sempat meraja. Produsen asal Finlandia ini tetap bergeming meski diserbu banyak merek. Namun puncak kejayaannya mulai memudar setelah kehadiran Android.

Nokia, yang saat itu masih besar, menolak untuk memakai Android. Bahkan pada 2010 lalu Executive Vice President dan General Manager Mobile Solutions Nokia, Anssi Vanjoki, bilang bahwa memakai Android di Nokia sama saja seperti bocah lelaki yang pipis di celana.

Preview

Entah apa yang dipikirkan petinggi Nokia kala itu. Mereka bersikeras, dan justru menggembangkan platform Symbian yang saat ini hanya tinggal kenangan.

Perjalanan Nokia sangat panjang sampai akhirnya mereka dibeli Microsoft. Namun sekarang lisensi merek ponsel Nokia jatuh di tangan HMD Global.

"Kami hanya beli lisensi smartphone saja. Di sini kami bicara sebagai HMD, tapi produknya memang Nokia," kata Miranda Warokka Head of Marketing HMD, saat ditemui uzone.id di bilangan Kebon Sirih, Jakarta, Senin (9/4).

Modal nama besar yang pernah ada di Indonesia, kali ini Nokia ingin kembali berkuasa. Tapi kondisnya sudah pasti berbeda, merek ponsel dulu tidak sebanyak sekarang. Belum lagi prefensi konsumen yang kian beragam.

"Dulu siapa yang tidak pakai Nokia? Itulah yang ingin kami renggut kembali. Mengakuisisi user lama dan memperkenalkan kepada millenial," Miranda, yang sebelumnya menjabat Mobile Business Group Lead di Lenovo Indonesia.

Tapi Nokia sadar betul itu semua tidak semudah membalikkan telapak tangan. Perlu kerja keras dan usaha yang berkelanjutkan agar setidaknya, masuk lima besar jajaran produsen ponsel pintar di Indonesia.

"Itu membuktikan bahwa kami sangat serius, dan targetnya masuk lima besar dalam dua tahun," tutup Miranda.

Tags:
populerRelated Article