Orchid Forest Cikole Bakal Manjakan Wisatawan Milenial
Menteri Pariwisata Arief Yahya meresmikan Orchid Forest Cikole di Lembang, Bandung yang menerapkan destinasi digital pada Jumat (24/8).
Dia menuturkan konsep yang diterapkan di tempat ini digemari wisatawan, lokal maupun asing. Arief juga menuturkan perubahan perilaku, terutama untuk generasi milenial.
"Sudah tidak bisa dibantah lagi perilaku manusia saat ini sudah bergeser. Terlebih wisatawan milenial atau future customers. Tahun ini diproyeksikan US$17 miliar. Tahun 2019 US$20 miliar," ujarnya.
Kementerian menilai upaya untuk menggenjot industri pariwisata adalah memperluas promosi dan pemasaran, serta pengembangan Sumber Daya Manusia yang berkualitas. Selain itu, juga mengembangkan destinasi wisata yang baru, termasuk yang ada di Cikole kali ini.
Instansi tersebut juga memproyeksi Wisman naik 500% menjadi 5 juta dan menghasilkan devisa Rp 87 miliar pada 2019. Sementara untuk Wisnus naik 300% menjadi 2 juta, sehingga total devisa mencapai Rp1,78 triliun.
Menurutnya, yang dibutuhkan adalah dukungan masa kontrak lahan hingga 30 tahun dan tanah minimal seluas 100 hektare untuk mencapai target-target tersebut. Arief juga melihat gaya generasi milenial yang senang berbagi di media sosial.
"Keinginan generasi milenial maupun individu yang senang 'berbagi' di media sosial menjadi potensi baik untuk meningkatkan pariwisata dunia digital ini. Kalau menurut bahasa anak muda adalah destinasi yang Instagramable," katanya.
Sebelumnya, Orchid Forest Cikole Lembang ini telah melakukan nota kesempahaman (MoU) dalam Co-branding Wonderful Indonesia dengan Kemenpar pada 8 Agustus. Kemudian, dilanjutkan dengan kerjasama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung pada 10 Agustus terkait dengan penguatan SDM.
Mengembangkan Teknologi
Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara mengatakan, kerja sama Kemenpar melalui merek Wonderful Indonesia dengan mitranya merupakan sinergi simbiosis mutualisme.
"Brand Wonderful Indonesia memiliki posisi tawar tinggi di dunia, dengan melakukan co-branding kita melakukan efisiensi anggaran, co-creation, dan meningkatkan exposure masing-masing brand," kata Ukus Kuswara.
Lihat juga:Crossborder NTT Bakal Dihentak Lagi |
CEO Orchid Forest Cikole Maulana 'Barry' Akbar mengatakan pihaknya terus mengembangkan Orchid Forest Cikole sebagai destinasi digital dengan teknologi terkini.
"Ke depan kami akan memasang sensor gerak dan suara sehingga keitka pengunjung berjalan-jalan keliling taman pada malam hari, lampu taman akan menyala sendiri di sekitar pergerakan orang," kata Barry.
Orchid Forest juga menampilkan atraksi pada malam hari, melalui taburan cahaya lampu. Cahaya warna-warni menyorot ke arah batang-batang pinus yang usianya sudah ratusan tahun.
Ada pula Garden of Light, instalasi taman lampu yang interaktif mirip bunga yang berganti-ganti warna.
Permainan cahanya di malam hari ini relatif romatis dan menarik perhatian wisatawan milenial. Misalnya, Wood Bridge atau jembatan gantung sepanjang 150 meter yang menyala di malam hari.
"Ada teras paphio, lapangan multifungsi, ada aphitheathre dengan tempat duduk dari kayu untuk menyaksikan atraksi," kata Barry.
Menurutnya, sejak beroperasi tahun 2017 pengunjung ke Orchid Forest terus meningkat. Rata-rata 1.000 orang per-hari, bahkan saat libur Idul Fitri mencapai 10.000 wisatawan perhari.