icon-category Digilife

PANDI dan Kominfo Siap Dukung Indonesia Jadi ‘Digital Nation’

  • 25 Aug 2020 WIB
Bagikan :

(Foto ilustrasi: Anggit Rizkianto / Unsplash)

Uzone.id -- Banyak yang bilang kalau pandemi COVID-19 yang turut melanda Indonesia memiliki hikmah terselubung, yaitu mempercepat transformasi digital. Fenomena ini pun akan diteruskan sebagai bentuk langkah transformasi digital di Indonesia paling tidak sampai 4 tahun yang akan datang.

Melalui acara webinar yang bertajuk ‘Adaptasi Kebiasaan Baru untuk Transformasi Digital Indonesia’ dan digelar Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) pada Selasa (25/8), disebutkan bahwa badan atau lembaga yang bergerak di sektor teknologi maupun instansi pemerintah siap mendukung visi Presiden Joko Widodo terkait hal ini.

“Seperti yang dikatakan Pak Jokowi, PANDI siap mendukung dan berkontribusi dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia. Jika melihat akses internet yang belum merata di 12 ribuan desa di Tanah Air, kami siap mendukung pemerataan ini, terlebih literasi digital yang masih sangat dibutuhkan,” kata Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo saat membuka acara.

Senada dengan PANDI, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melalui perwakilan Dirjen Aptika Semuel Abrijani Pangerapan mengatakan pihaknya telah menyiapkan beberapa rencana atau program yang akan dilakukan selama 4 tahun ke depan untuk mendukung transformasi digital di Indonesia.

Baca juga: 5 Cara Digitalisasi di Era Pandemi Ala Kominfo

“Menuju Indonesia Digital nation, akan banyak adopsi teknologi yang dapat dilakukan. Contohnya, transformasi digital itu tidak terjadi tanpa infrastruktur. Sesuai yang disinggung Yudho, ada 12 ribu lebih desa di pelosok Indonesia yang masih harus kita tuntaskan untuk pemerataan jaringan. Tahun depan mulai 4 ribu desa, sisanya akan diselesaikan pada 2022 agar semuanya sudah terlayani 4G,” tutur pria yang akrab disapa Semmy itu.

Selain pemerataan jaringan 4G di 12 ribu desa, Semuel tetap menyebut infrastruktur yang masih menjadi fokus pemerintah, yakni Palapa Ring, Middle Mile (microwave, radio link), dan Last Mile (BTS, broadband wireless).

Setelah infrastruktur, Indonesia tentunya akan kebanjiran aplikasi yang berjalan di atas infrastruktur.

Baca juga: Kominfo: Jaringan 5G Bukan Soal Dulu-duluan

“Aplikasi ini terdiri dua, sifatnya publik seperti PeduliLindungi, Lapor!, Simonas, DJP. Satunya lagi privat seperti Gojek, Traveloka, Tokopedia, Bukalapak. Ada juga privat yang berasal dari luar seperti Google, Facebook, hingga YouTube dan TikTok. Ke depannya, mayoritas yang berasal dari asing ini harus dipastikan sudah terdaftar bentuk usahanya di Indonesia,” kata Semuel.

Kemudian, setelah urusan aplikasi, Aptika akan memastikan aktivitas digital berjalan dengan lancar dan selaras, mulai dari belajar dan belanja online, telemedicine, layanan pemerintah, dan hiburan. Hal ini akan berkaitan dengan beberapa regulasi yang tengah digodok pemerintah, di antaranya UU ITE, PP PSTE, RUU Perlindungan Data Pribadi, sampai RUU Cipta Lapangan Kerja.

Setelah itu, Aptika juga akan fokus pada kerangka pengembangan Digital Talent yang selama ini diketahui terdiri dari tiga jenis, yakni Basic Digital Skill, Intermediate Digital Skill, dan Expert Digital Skill.

“Pengembangan teknologi penunjang tak luput dari fokus pemerintah juga, khususnya riset dan inovasi yang berada di sektor pendidikan, agrikultur, logistik, hingga pariwisata. Inilah yang dilakukan 4 tahun ke depan, semuanya pakai teknologi dan berbasis data. 4 tahun ke depan, Indonesia menjadi Digital Nation yang bermartabat dan berdaya saing,” tutupnya.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini