icon-category News

Pangeran Saudi Puji Donald Trump

  • 11 Nov 2016 WIB
Bagikan :
alt-img

Pangeran Al Waleed bin Talal, salah satu orang paling kaya di Arab Saudi, memuji Donald Trump setelah presiden terpilih Amerika Serikat itu menghapus sejumlah rencana kebijakan dan kicauannya yang di Twitter yang dinilai menghina Islam dan menyudutkan umat muslim.

Talal sebelumnya adalah salah satu tokoh Islam dan Timur tengah yang getol mengkritik Trump. Keduanya sempat bersilang pendapat di Twitter pada akhir 2015 lalu, setelah Trump mengutarakan rencananya untuk melarang semua muslim masuk ke AS jika ia terpilih sebagai presiden.

Tetapi pada Kamis (10/11/2016) beberapa media menemukan bahwa rencana-rencana kebijakan kontroversial Trump terkait Islam sudah dihapus dari website kampanyenya, demikian juga beberapa kicuan bernada sama di Twitter.

Dalam wawancara dengan CNBC pada Kamis, Talal memuji langkah Trump untuk menghapus kebijakan di website dan komentarnya di Twitter.

"Saya sudah tidak punya masalah dengan dia. Saya sangat senang bisa berinteraksi dengannya," kata Talal, "Trump sebagai kandidat jelas berbeda dari Trump yang sudah terpilih dan kemudian Presiden Trump. Dia sudah bergerak ke arah yang benar."

Meski demikian berdasarkan penelusuran Reuters, hingga Kamis beberapa kicauan yang menyudutkan Islam di akun Twitter Trump masih ada dan belum dihapus.  Salah satunya adalah kicauan dari tanggal 22 Maret, tepat ketika terjadinya serangan teroris di Belgia.

"Hillary yang tak becus, meski ada serangan mengerikan di Brussels hari ini, ia tetap ingin perbatasan kita lemah dan terbuka, sehingga muslim bisa masuk. Tidak akan (saya biarkan)!" tulis Trump ketika itu.

Sementara rencana kebijakan Trump di websitenya yang isinya akan melarang umat muslim masuk ke AS sudah dihilang dan diperkirakan dihapus pada Selasa (8/11/2016), tepat ketika Trump dipastikan memenangkan pemilihan presiden AS.

Sementara pada Desember 2015 lalu Talal dan Trump berseteru di Twitter. Talal ketika itu menulis bahwa Trump adalah "aib" dan seharusnya mundur dari pemilihan presiden di AS.

Keesokan harinya Trump membalas: "Pangeran Talal yang linglung ingin mengontrol politikus AS dengan uang ayahnya. Ia tak bisa melakukannya ketika saya sudah terpilih."

alt-img

Berita Terkait:

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini