Paus di Thailand Mati Setelah Menelan 80 Kantong Plastik
Seekor paus ditemukan mati mengenaskan di selatan Thailand setelah menelan 80 kantung plastik. Kasus ini menambah deret matinya hewan laut akibat menelan plastik secara tidak sengaja.
Menurut laporan dari Departemen Kelautan dan Sumber Daya Pesisir, paus tersebut ditemukan sekarat di sebuah saluran dekat perbatasan Thailand dan Malaysia. Saat awal ditemukan, kru memberikan pelampung agar paus itu tetap mengapung dan payung untuk melindunginya dari terik matahari.Kelompok dokter hewan telah berusaha untuk menyelamatkannya namun nyawa paus tetap tak tertolong. "(Sudah mencoba) untuk menstabilkan kondisinya namun akhirnya paus itu tewas," ujarnya, dilansir AFP, Sabtu (2/6).
Dari hasil autopsi, ditemukan 80 kantung plastik seberat 8 kilogram dalam perut paus tersebut. Paus itu juga memuntahkan lima kantung plastik sebelum tewas.
Ahli biologi dan dosen di Universitas Kasetsart, Thon Thamrongnawasawat, menyebut plastik-plastik itu menyebabkan paus tak dapat mencerna nutrisi.
"Bila kamu punya 80 kantong plastik di perut, kamu akan mati," kata dia.
Thailand dilaporkan sebagai salah satu negara di dunia yang mengkonsumsi plastik dalam jumlah besar. Hal ini telah menyebabkan ratusan spesies laut mati tiap tahunnya.
Menurut Thamrongnawasawat, setidaknya 300 hewan laut termasuk paus, penyu, dan lumba-lumba, mati tiap tahun di laut Thailand, akibat menelan plastik.
"Ini masalah yang sangat besar. Kami menggunakan terlalu banyak plastik," ucapnya kepada AFP.
Kasus kematian paus tersebut memicu kemarahan dari banyak warganet. "Saya merasa bersalah kepada para hewan yang tidak melakukan apa-apa tapi harus menanggung risiko dari perbuatan manusia ini," cuit seorang warganet di Twitter.