icon-category News

Penduduk Hawaii Panik akibat Peringatan Palsu Serangan Nuklir Korut

  • 15 Jan 2018 WIB
Bagikan :

Sebuah tanda peringatan terjadinya serangan nuklir Korea Utara menggegerkan penduduk Hawaii pada Minggu (14/1) pagi, seperti dilansir Associated Press. Peringatan darurat serangan nuklir itu dikirimkan ke ratusan ribu telepon seluler penduduk.

Selama hampir 40 menit orang-orang menunggu terjadinya serangan tersebut. Namun kemudian, muncul peringatan selanjutnya di seluler mereka, isinya: "seseorang menekan tombol yang salah, tidak ada rudal."

Beberapa orang sempat meninggalkan mobil mereka di jalan raya untuk mencari tempat berlindung. Banyak penduduk berkumpul di dalam rumah untuk menunggu bencana yang tampak seperti tak terelakkan itu, sebuah ledakan yang akan menyebabkan kehancuran luas dan kematian massal.

Pesan peringatan darurat itu dikirim sekitar pukul 8 pagi kepada seluruh penduduk Hawaii. Isi pesan yang membuat mereka panik itu berbunyi: "Peringatan darurat ancaman rudal balistik menuju Hawaii. Carilah segera tempat perlindungan. Ini bukan latihan."

Pegawai Hawaii Emergency Management Agency, Vern Miyagi, mengaku bertanggung jawab atas kesalahan tersebut. Dia mengatakan, para pejabat akan mempelajari kesalahan tersebut untuk memastikan hal itu tidak terjadi lagi.

Ajudan jenderal negara bagian Hawaii, Mayjen. Joe Logan, mengatakan bahwa sebuah laporan tertulis terkait hal tersebut akan disiapkan. Sementara anggota parlemen negara bagian Hawaii mengumumkan akan mengadakan sidang pada hari Jumat.

Kejadian tersebut juga dengan cepat mengundang reaksi keras dari anggota parlemen. Ketua Komisi Komunikasi Federal Ajit Pai mengatakan, panel tersebut akan meluncurkan sebuah penyelidikan.

"Jelas, instansi pemerintah tidak siap dan tidak memiliki kapasitas untuk menghadapi situasi darurat," ujar seorang anggota Dewan Perwakilan Hawaii, Scott Saiki, dalam sebuah pernyataan.

Soerang senator senior AS dari Hawaii, Brian Schatz, dalam kicauan di Twitter mengatakan bahwa alarm peringatan palsu itu "benar-benar tidak bisa dimaafkan". "Perlu ada pertanggungjawaban yang keras dan cepat dan proses yang pasti."

"Peringatan palsu ini merugikan integritas dan kepercayaan dari sistem manajemen darurat," ujar anggota Senat Hawaii, Donna Mercado Kim.

Hawaii Emergency Management Agency sebenarnya sudah mengumumkan tidak ada ancaman sekitar 10 menit setelah peringatan awal. Namun, informasi itu tidak terjangkau orang-orang yang sedang tidak menggunakan media sosial mereka.

Akhirnya, informasi tersebut baru tersebar luas melalui ponsel sekitar 40 menit kemudian.

Kepanikan atas peringatan darurat itu membuat banyak orang menyerah untuk melakukan upaya apa pun. Mereka merasa tidak banyak dapat melakukan sesuatu jika sebuah rudal meluncur dan terutama hanya ada waktu sekitar 15 menit dari peringatan serangan rudal dari Korea Utara itu.

Seorang penduduk bernama Joseph Kira sedang berada di rumah bersama anak-anaknya saat peringatan itu datang. Sedangkan istrinya sedang berada di gym, ia mengutarakan kecemasannya.

"Pada saat itu, anda hanya berdoa dan menemukan Tuhan, saya kira," ungkap Kira.

Sementara seorang penduduk bernama Mary Hirose sedang bersama anak-anaknya di arena ice skating di ibu kota Hawaii, Honolulu, saat peringatan palsu itu datang. Kemudian, ia mencengkeram erat keempat anaknya, sambil mendengarkan berita dan berharap yang terbaik.

"Di sini, tidak ada yang bisa anda lakukan," katanya.

Pejabat Hawaii berkali-kali meminta maaf dan mengatakan bahwa peringatan tersebut dikirim saat seseorang menekan tombol peringatan langsung, bukan tombol uji internal.

"Hari ini adalah hari di mana kebanyakan kita tidak akan pernah lupa," kata Gubernur Hawaii David Ige. "Sebuah hari ketika banyak dalam masyarakat kami menganggap bahwa mimpi terburuk kami mungkin terjadi. Sebuah hari ketika banyak orang dengan panik mencoba memikirkan hal-hal yang akan mereka lakukan jika peluncuran rudal balistik akan terjadi."

Ige menyebut kesalahan itu tidak bisa diterima dan ia pun meminta maaf.

"Saya minta maaf atas rasa sakit dan kebingungan yang ditimbulkan," katanya. "Saya juga sangat kecewa dengan hal ini."

Di H-3, jalan raya utama di utara Honolulu, kendaraan teronggok dalam keadaan kosong setelah pengendaranya panik. Mereka berlari ke terowongan terdekat untuk berlindung. 

Ada pula pekerja di sebuah klub golf meringkuk di dapur karena takut akan sesuatu yang terburuk terjadi. Pegolf profesional, Colt Knost, menginap di Pantai Waikiki saat acara PGA Tour, mengatakan, "semua orang panik" di lobi hotelnya.

"Semua orang berlarian seperti (mengeskpresikan), 'Apa yang kita lakukan?'" katanya.

Gedung Putih mengatakan bahwa Presiden AS Donald Trump telah diberi tahu tentang kesalahan peringatan darurat tersebut. Juru bicara Gedung Putih Lindsay Walters menyebut "ini murni latihan kenegaraan."

Pemerintah mengatakan hampir 93 persen dari 386 sirene di pulau tersebut bekerja selama tes pada Desember tahun lalu. Walaupun terdapat 12 sirene secara keliru membunyikan sirene ambulans.

Di pusat wisata di wilayah Waikiki, Honolulu, sirene peringatan darurat hampir tidak terdengar. Masalah itu mendorong para pejabat untuk menambahkan lebih banyak jumlah sirene di sana dan memposisikan ulang sirene yang sudah ada.

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini