Home
/
Automotive

Penjualan Mobil Listrik di Eropa Anjlok, Apa Alasannya?

Penjualan Mobil Listrik di Eropa Anjlok, Apa Alasannya?
Brian Priambudi09 August 2024
Bagikan :

Uzone.id - Negara-negara di Eropa menjadi yang paling banyak mengadopsi mobil listrik. Meskipun demikian, di Juli 2024 kemarin penjualan mobil listrik di negara-negara Eropa mengalami penurunan. Kok Bisa?

Berdasarkan laporan Carscoops, Jerman sebagai negara yang maju sekaligus pasar mobil listrik terbesar di Eropa mengalami penurunan penjualan. Bahkan penjualannya anjlok hingga 37 persen di Juli 2024 dibandingkan bulan sebelumnya.

Anjloknya penjualan ini menjadi yang paling besar sejak pemerintah setempat memotong insentif kendaraan listrik di bulan Desember.

Berdasarkan data yang dibagikan oleh Otoritas Transportasi Motor Federal Jerman, setidaknya terdapat 238.263 registrasi mobil penumpang baru di Juli 2024. Jumlah tersebut terbagi dalam 83.405 mobil bensin, 79.870 mobil hybrid dan plug in hybrid, 43.107 mobil diesel, 30.762 mobil listrik, 1.078 mobil bertenaga LPG, dan hanya 3 mobil bertenaga CNG.

Preview

Penurunan penjualan mobil listrik juga terlihat dari pangsa pasar yang semakin turun hingga 12,9 persen di bulan Juli. Padahal di tahun sebelumnya, pangsa mobil listrik di Jerman menyentuh angka 20 persen.

Patric Hummel selaku analis di UBS mengatakan, pendapatan Volkswagen kemungkinan akan berkurang hingga 2 miliar Euro di tahun depan akibat menurunnya permintaan kendaraan listrik.

Bahkan Volkswagen baru-baru ini mengumumkan penundaan jadwal produksi baterainya dan mengurangi produksi di pabrik kendaraan listrik.

Sementara itu laporan Bloomberg mengatakan perusahaan Prancis Valeo SE yang merupakan perusahaan komponen otomotif, sedang mencoba menjual dua pabriknya yang beroperasi jauh lebih rendah dari kapasitasnya.

Pemasok komponen otomotif lainnya asal Prancis bernama OPMobility mengungkapkan produksi kendaraan listrik menjadi setengah dari yang seharusnya diharapkan.

di sisi lain, LG Energy Solution sebagai pemasok baterai kendaraan listrik terbesar di Eropa juga sedang mempertimbangkan untuk beralih ke produksi penyimpanan statis agar tetap bertahan.

"Peningkatan mobilitas elektronik sejauh ini terbukti tidak berkelanjutan. Pasar telah kehilangan momentum dan banyak pelanggan meragukan prospek mobil listrik," ucap Cinstantin Gall selaku Konsultant di Ernst & Young.

Ternyata bukan hanya Jerman, negara lain juga mengalami penurunan permintaan terhadap kendaraan listrik. Swedia contohnya, negara yang mengadopsi mobil listrik paling banyak di dunia juga mencatatkan penurunan signifikan sebesar 15 persen pada bulan Juli.

Hal yang sama juga ditemukan di Swiss yang penurunan penjualan mobil listriknya turun sebesar 19 persen.

populerRelated Article