Pentingnya Sarapan, Jaga Kerja Otak dan Berat Badan
Tingginya tuntutan pekerjaan sering kali membuat masyarakat urban menyepelekan perihal sarapan. Mereka memilih untuk menunda sarapan, ketimbang terlambat ke lokasi kerja karena terjebak kemacetan.
Padahal, menunda sarapan, atau tidak sarapan sama sekali dapat berimplikasi pada banyak hal, termasuk pada fungsi kerja otak dan berat badan seseorang.
Ahli gizi Samuel Oetoro menjelaskan bahwa setelah hampir tujuh jam beristirahat saat tidur, kadar gula dalam darah akan mengalami penurunan. Akibatnya, tubuh jadi lemas dan tak bersemangat. Saat kadar gula rendah, kerja otak pun mulai menurun.
Oleh sebab itu, manusia membutuhkan asupan makanan di pagi hari guna menyokong sedikitnya 15 hingga 30 persen kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan tubuh untuk menjalani rutinitas sehari-hari.
Lihat juga:Waktu Sarapan Ideal Buat Si 'Gila' Olahraga |
Perempuan dewasa pada usia 25 sampai 35 tahun membutuhkan sedikitnya 2.150 hingga 2.250 kalori setiap harinya. Sementara laki-laki, pada usia yang sama, membutuhkan 2.625-2.675 kalori dalam sehari.
"Maka penting mengonsumsi sarapan seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral," ujarnya, saat ditemui di acara peluncuran belVita Breakfast Pisang dan Sereal, di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Selasa (12/9).
Masalahnya, kata Samuel, banyak orang yang belum paham pentingnya karbohidrat untuk fungsi kerja otak. Sehingga banyak yang menghindari karbohidrat saat sarapan, dengan alasan menjaga berat badan. Padahal rutin sarapan, justru efektif untuk menjaga berat badan.
Lihat juga:Trik Membuat Telur Orak-Arik yang Sempurna |
Menurut Samuel, orang yang tidak sarapan memiliki indeks massa tubuh lebih tinggi. Indeks massa tubuh atau body mass index adalah patokan untuk mengetahui berat badan ideal seseorang.
Hal tersebut diamini oleh penyanyi sekaligus aktris Bunga Citra Lestari. Bunga mengungkapkan bahwa sebelum menikah dan menjadi seorang ibu, ia pun sering melewatkan sarapan.
"Akibatnya, waktu makan siang langsung 'balas dendam'. Porsi makannya jadi berlebihan, dan pola makannya jadi tidak teratur lagi. Berat badan jadi susah dikontrol," ujar Bunga saat ditemui dalam kesempatan yang sama.
Oleh sebab itu, saat ini Bunga mengaku telah berkomitmen untuk selalu mengawali hari dengan sarapan bersama keluarga. Pilihan menu yang dikonsumsi saat sarapan pun tidak terlalu ribet, yang penting, kata dia bisa memberikan asupan nutrisi seimbang.
"Seperti mengonsumsi biskuit gandum, didampingi dengan buah dan susu," katanya.