Sponsored
Home
/
Lifestyle

Pentingnya Sosok Ayah bagi Anak

Pentingnya Sosok Ayah bagi Anak
Preview
Tempo02 October 2016
Bagikan :
Preview


Ketika ayah tidak terlihat, ada beberapa ketimpangan perkembangan yang dialami anak. Namun, bukan bermaksud menyimpulkan ayah lebih penting ketimbang ibu. Peran ibu dan ayah sama penting. “Anak membutuhkan ibu dan ayah. Bukan salah satu,” ujar Anna Surti Ariani, psikolog keluarga dan anak dari Klinik Terpadu Fakultas Psikologi UI, Depok.

Sosok ayah, menurut dia, bukan hanya ayah yang secara tradisional berfungsi sebagai pencari nafkah, penyedia segala fasilitas keluarga, pengambil keputusan, atau penanggung jawab keluarga. “Ayah juga bisa mengambil peran ibu, seperti ikut merawat (memandikan, menggantikan baju, memberi ASI perah, menyuapi, dan lain-lain) dan mengasuh anak (membacakan buku, mengajak bermain, mengajak mengobrol, dan lain-lain) atau mengambil keputusan yang biasanya wewenang ibu, seperti memilih sekolah dan dokter anak,” kata psikolog yang aktif berkicau di Twitter @AnnaSurtiNina.

Dari beberapa penelitian yang dibaca dan dipelajari Anna, figur ibu secara umum lebih ada untuk anak. “Ini disebabkan sifat nurturing ibu. Ibu cenderung mengasuh, merawat anak, dan menjalin kedekatan mesra dengan anak,” kata Anna yang akrab disapa Nina.

Walau demikian, dia menegaskan, jangan mengartikan ayah tidak dibutuhkan. "Ayah dibutuhkan banget!” ujar psikolog yang juga praktek di PacHealth, Plaza Indonesia, Jakarta Pusat.

Tentu saja, tidak semua orang beruntung memiliki keluarga yang utuh. Ada saja kejadian ayah atau ibu meninggal di usia muda atau perceraian. Satu atau dua hal yang menyebabkan kondisi tidak ideal untuk tumbuh kembang anak.

“Sebetulnya masih bisa diupayakan yang terbaik,” ujar Nina. Ibu saja atau ayah saja bisa dan anak pun akan baik-baik saja, asalkan ibu atau ayah mampu memberi rasa aman dan nyaman. Bisa dari perawatan, pengasuhan, kasih sayang, perhatian, dan aktivitas yang menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak. “Kalau anak mendapatkan ini semua, anak tidak akan kacau kehidupannya.”

Memang ada beberapa hal dari ayah yang tidak bisa digantikan ibu, sekuat apa pun ibu berusaha. Tidak seperti fungsi pencari nafkah yang bisa digantikan ibu, fungsi kehangatan laki-laki atau (maaf) cara pipis berdiri untuk anak laki-laki pun ibu tidak bisa mengajarkan.

Peran gender ibu bisa saja feminin atau bahkan maskulin. Namun pengalaman anak dengan laki-laki tidak bisa diganti ibu. Termasuk hal-hal seperti bagaimana laki-laki memperlakukan perempuan atau bagaimana ayah bekerja sama dengan ibu. "Untuk hal-hal semacam itu, harus ada dua orang. Ada perempuan, ada laki-laki. Oleh karenanya tidak bisa digantikan," kata Anna.

TABLOIDBINTANG

Berita lainnya:
4 Tanda Anda Mengalami Kerontokan Rambut
Jalan-jalan dengan Koper Transparan, Kenapa Tidak?
Rihanna Bak Ratu Maria Antoinette di Paris Fasion Week
populerRelated Article