icon-category News

Permintaan Batik Naik Tajam Menjelang Ramadan

  • 02 May 2017 WIB
Bagikan :

Menjelang Ramadan, permintaan batik mulai meningkat. Sebelum memasuki Ramadan, biasanya peningkatan tertinggi terjadi pada produk batik dalam bentuk kain. Setelah memasuki Ramadan, permintaan bergeser pada pakaian jadi.

Demikian diungkapkan Operasional Maxxindo Communication, Yuwono Andi, pada Konfrensi Pers Festival Batik Bordir dan Tenun Nusantara 2017 di Hotel Amarossa, Jalan Aceh, Bandung, Selasa 2 Mei 2017. Festival tersebut akan berlangsung di Graha Manggala Siliwangi, Jalan Aceh, Bandung, pada 3-7 Mei 2017.

"Lonjakan permintaan batik menjelang Lebaran memang tidak setinggi busana Muslim yang bisa mencapai 200%, bahkan lebih," katanya.

Ia memprediksi, tahun ini peningkatan permintaan kain khas nusantara ini menjelang Lebaran lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Hal itu, menurut dia, tidak terlepas dari kreasi sejumlah perancang dan produsen busana Muslim yang mengkreasikan batik dalam produknya.

"Di Inacraft kemarin sejumlah produsen busana Muslim premium, seperti Ida Royani, mulai memasukan batik sebagai bahan dasar busana Muslimnya," ujar Andi.

Di Pekalongan sendiri, kata dia, sudah ada produsen batik busana Muslim. Ia mengatakan, saat Inacraft, stand mereka menjadi yang paling ramai dibandingkan dengan produsen kain lainnya. Banyak pembeli bahkan rela antre. "Kemungkinan besar ini akan menginspirasi produsen busana Muslim lainnya," ujar Andi.

Ia memperkirakan, peningkatan permintaan batik menjelang Lebaran bisa melampaui angka 50% dibandingkan kondisi biasa. Hal itu seiring dengan corak kain khas Indonesia saat ini yang semakin universal dan bisa digunakan di berbagai kesempatan.

"Sebagian memang membeli untuk keperluan kerja. Biasanya sekalian belanja kebutuhan Lebaran. Akan tetapi, ada juga yang menjadikannya pilihan sebagai busana Lebaran," ujarnya.

Belum teredukasi

Chief Executive Officer (CEO) Maxxindo Communication, Desay Savitri Devi, berpendapat lain tentang tren ini. Menurut dia, popularitas kain nusantara ini terus meningkat namun masih banyak masyarakat yang belum teredukasi akan kecintaan dan kebanggaan menggunakan kain yang sudah diakui UNESCO itu. Itu sebabnya tak sedikit masyarakat menengah atas masih bangga menggunkaan produk impor.

"Banyak yang belum teredukasi bahwa wastra nusantara memiliki kualitas yang tak kalah dari merk-merk terkenal dunia. Bahkan jauh lebih bergengsi," katanya.

Ia mengatakan, banyak batik yang harganya puluhan bahkan ratusan juta dengan bahan yang motif yang sangat bagus. Desain dan motifnya pun dinilai sudah banyak yang kekinian dan tak kalah dengan karya desainer ternama dunia.

"Sudah banyak kreasi yang dilakukan produsen. Saya sendiri akan meluncurkan produk yang dipadupadankan dengan bordir timbul dan tenun dengan bordir. Harapannya, ke depan akan menjadi tren baru dalam industri wastra nusantra," tuturnya.***

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : batik ramadhan busana 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini