Pernah Transkrip Debat Capres Pakai AI, Ini Kecanggihan Lain dari Startup Bahasa Kita
Ilustrasi. (Foto: Freepik)
Uzone.id - Berdiri sejak 4 Februari 2015, Bahasa Kita merupakan startup yang bergerak di bidang teknologi suara, bahasa, dan Artificial Intelligence. Namanya berhasil dikenal, karena turut terlibat dalam debat calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) 2019.Ketika itu, Bahasa Kita lewat produknya, yaitu Notula Engine, mentranskrip debat dan membagikannya ke forum cek fakta setelah perhelatan itu usai.
“Jadi begitu debat selesai, kita bagikan ke forum cek fakta, 74 kantor berita kalau gak salah yang kumpul di headquarter Google di SCBD,” ujar Oskar Riandi, Direktur Utama Bahasa Kita kepada Uzone.id dalam wawancara khusus.
Tak cuma Notula Engine, Bahasa Kita mengembangkan produk lain di bidang teknologi suara. Berikut ini produk-produk tersebut.
Baca juga: Kenalan sama Bahasa Kita, Startup Lokal yang Bisa Ubah Ucapan Jadi Teks
Notula Engine
Notula Engine adalah produk pertama yang dikembangkan Bahasa Kita. Pada mulanya, produk ini hanya langsung menyalin percakapan saat rapat. Kemudian, Notula Engine berkembang, sehingga bisa mengetahui pembicara dan merangkum percakapan saat rapat.
Dalam debat capres dan cawapres 2019, Notula Engine pun tak hanya mengubah ucapan menjadi teks, tetapi juga mengidentifikasi siapa yang berbicara di menit berapa secara real time.
Menurut Oskar, identifikasi tersebut bisa menjadi salah satu referensi untuk mengklarifikasi klaim berlebihan oleh capres dan cawapres tertentu.
Bahkan dalam notula telepon, produk ini bisa mentranskrip percakapan telepon sekaligus mengetahui emosi penelepon. Menurut Oskar, teknologi ini bisa untuk menganalisis apakah customer kecewa atau puas saat berbincang via call center suatu perusahaan.
Baca juga: Tertarik Bangun Startup? Yuk, Kenali Tahap Pendanaannya
Smart Media Monitoring System
Ini merupakan sistem untuk mentranskrip suara multimedia (radio, televisi, YouTube, dan lainnya) secara otomatis, langsung dan real time. “Seperti YouTube, kita bisa transkrip,” ujar Oskar.
Sistem ini mampu mengenali karakteristik suara rekaman sehingga secara otomatis dapat mengklasifikasi beberapa pembicara berbeda (speaker diarization) maupun gendernya.
Text to speech
Produk ini mampu mengubah suatu teks menjadi suara. Oskar mengatakan, “Itu bisa macam-macam, bisa media online, buku.”
Menurut Oskar, produk ini bisa membantu penyadang disabilitas, terutama tunanetra, untuk membunyikan buku, misalnya.
“Jadi kalau dulu, keluar novel baru, mereka harus tunggu lama sampai keluar buku braille. Dengan teknologi suara itu, begitu buku baru keluar kalau bisa disertakan audio book-nya, sehingga tunanetra bisa langsung menikmati,” ungkap Oskar.
Baca juga: FOTO: Uji Coba Pembayaran Pakai QRen di Vending Machine Monas
Smart speaker
Smart speaker merupakan produk yang fenomenal di dunia. Oskar mengatakan sejak dirilir kali pertama di dunia, smart speaker mendapatkan 50 juta pembeli hanya dalam 2,5 tahun.
Karena itu, Oskar tertarik mengembangkan smart speaker Bahasa Indonesia. “Di Indonesia, baru dikembangkan oleh Bahasa Kita, bulan Februari lalu, kami merilis bahwa kita sudah bisa mengoperasikan smart speaker dan dia bisa menjawab,” ujar Oskar.