Perusahaan Teknologi Berlomba Sebar Wifi di Udara, dari Kantong Plastik sampai Satelit
Uzone.id - Perusahaan teknologi berupaya untuk menggunakan skema yang berbeda untuk menyebar wifi lewat udara, agar cakupannya bisa lebih luas lagi. Mulai dari Google yang pakai balon plastik sampai SpaceX yang pakai satelit.
Sejak empat tahun lalu, tiga perusahaan besar itu merencanakan invetasi besar-besaran agar bisa memancarkan internet dari langit sampai ke bumi. Tak hanya Google dan SpaceX, Facebook pun ikut-ikutan tapi dengan skema yang berbeda.Yang pertama dan paling ambisius memang SpaceX. Perusahaan milik Elon Musk, orang terkaya nomor tujuh di dunia itu berinvetasi cukup besar dengan menerbangkan ribuan satelit ke atas orbit bumi untuk menciptakan hotspot internet yang bisa dipakai oleh seluruh warga di dunia.
Total ada 4.425 satelit yang akan diorbitkan. Sampai saat ini baru ada 500 satelit yang sudah diterbangkan dan mengorbit. Menunggu sisa 3.925 satelit lainnya.
Facebook juga pernah berencana untuk menghadirkan layanan internet wifi dengan cakupan super. Kala itu, mereka mengandalkan drone berteknologi solar-power atau dibekali dengan energi sinar matahari, sehingga bisa terus aktif. Selain solar-power, Facebook juga mengandalkan teknologi berbasis laser untuk bisa menambakkan wifi ke antena yang juga akan dibangun.
Sayang, rencana itu tak sempat terwujud. Facebook kemudian menghentikan proyek drone-internet pada pertengahan 2018 lalu, dan memilih untuk bekerja sama dengan operator telekomunikasi dunia untuk menghadirkan aplikasi dengan internet berbiaya nol.
Nah, perusahaan teknologi yang satu ini memang sempat mendapatkan halangan dari penjaga lalu lintas udara untuk proyek internet langitnya. Bagaimana tidak? Google lebih memilih menggunakan balon plastik untuk bisa mengangkat perangkat pemancar internet wifi ke bumi. Namanya Google Loon. Proyek ini dianggap bisa mengganggu lalu lintas pesawat.
Namun salah satu pencapaian Google Loon adalah pekan ini telah berhasil mengudara di Kenya. Sebanyak 35 balon telah mentransmisikan sinyal 4G dengan cakupan sampai 31 ribu meter per segi. Dari pusat Kenya sampai ke arah barat.
Balon Loon terbuat dari polyethylene, materi plastik yang paling banyak digunakan untuk kantong plastik belanja, sampai botol minum anak. Tingginya 15 meter dan didesain untuk bisa melayang di stratosphere, dengan ketinggian 20 kilometer dari atas bumi.
Google bekerja sama dengan Telkom Kenya, perusahaan telekomunikasi ketiga terbesar di Kenya, untuk bisa mewujudkan proyek ini di negara tersebut. Setiap balon bisa menyelimuti wilayah 5000 kilometer persegi. Saat pengujian pada Juni lalu, wifi dari Google Loon memiliki kecepatan 4,74 Mbps dengan kecepatan download 18,9 Mbps dan latensi 19 miliseconds. Memang cukup lambat karena rata-rata kecepatan internet di Amerika, misalnya, sekira 52 Mbps upload dan 135 Mbps download.
Mana yang kira-kira memungkinkan, balon kantong plastik atau satelit?