Home
/
News

Pihak Jessica Permasalahkan Jaksa Pakai Metode Fisiognomi

Pihak Jessica Permasalahkan Jaksa Pakai Metode Fisiognomi
Suara20 September 2016
Bagikan :


Ketua tim kuasa hukum terdakwa Jessica Kumala Wongso, Otto Hasibuan mempertanyakan kepada ahli Kriminologi Universitas Indonesia Eva Achjani Zulfa soal pendekatan  Fisiognomi apakah saat ini masih dipergunakan untuk mendalami motif kasus tindak pidana.


Fisiognomi diketahui merupakan ilmu yang mempelejari karakter seseorang melalui wajah.


Eva pun menjawab jika dengan perkembangan teknologi saat ini, sangat jarang pendekatan fisiognomi digunakan untuk membantu mengungkap masalah tindak kejahatan.


"Karena dengan (adanya) kecanggihan teknologi seperti alat bukti elektronik, kecanggihan laboratorium lebih bisa terukur, itu bisa jauh lebih optimal ketimbang fisiognomi," kata Eva.


Otto bahkan mengaku sangat heran pendekatan fisiognomi masih digunakan ahli Kriminologi UI Profesor Ronny R Nitibaskara yang menjadi saksi ahli jaksa penuntut umum.


Ronny  menggunakan metode fisiognomi untuk menganalisa gerakan dan ekspresi wajah Jessica yang terekam melalui rekaman kamera pengintai atau CCTV kafe Olivier.


"Saya juga kaget ilmu (fisiognomi) yang sudah terkubur muncul lagi," kata Otto.


Dalam kesaksiannya di sidang ke-22 ini, Eva mengaku belum pernah melihat sejumlah kasus tindak pidana yang ditangani di Indonesia menggunakan pendekatan fisiognomi.


"Pengalaman pribadi saya tidak pernah. Dalam literatur pernah dilakukan di Amerika, tapi tidak valid," kata Eva.


Lebih lanjut, Eva mengatakan sah-sah saja apabila ada ahli yang masih menggunakan pendekatan fisiognomi untuk mencari motif pelaku kejahatan. Namun, kata dia, dalam perkembangan teknologu muktahir ini, pendekatan tersebur tidak lagi menjadi pilihan.


"Ya, memang sah-sah saja. Tidak (menjadi pilihan)," kata Eva.


Preview


Berita Terkait:


populerRelated Article