icon-category News

Polisi India Takut Ambil Jasad Misionaris yang Dibunuh Suku Primitif

  • 25 Nov 2018 WIB
Bagikan :

Kepolisian India tidak berani mendekati pulau Sentinel Utara untuk mengambil jasad misionaris yang dibunuh suku primitif. Polisi khawatir, mereka juga akan jadi korban panah salah satu suku dunia yang tak tersentuh peradaban itu.

Pada 17 November lalu, misionaris penyebar agama Kristen dari Amerika Serikat John Allen Chau tewas ketika mencoba mendekati pulau itu dengan kapal. Ketika dia meneriakkan kata "Yesus cinta kalian!" panah berhamburan mengenai tubuhnya, menewaskannya seketika.

Menurut nelayan yang mengantarkannya ke pulau tersebut, orang-orang dari suku Sentinel itu menguburkan jasad pria 27 tahun tersebut di pantai. Para ahli hak-hak suku tertinggal mengatakan, tidak akan ada dakwaan pembunuhan dalam kasus ini dan kemungkinan besar jasad Chau tidak akan bisa diambil.

Berdasarkan peraturannya, tidak boleh ada yang mendekat hingga 5 kilometer di pulau Sentinel Utara yang terletak di bagian barat Andaman. 

Bukan tanpa alasan peraturan ini dibuat. Selain untuk melindungi kehidupan suku Sentinel, juga agar tidak membahayakan pengunjung. Sudah dua kali polisi India mendekati pulau untuk mengambil jasad Chau, yaitu pada Jumat lalu dan Minggu (25/11), tapi selalu menghadapi ancaman.

Polisi mendekat hingga jarak 400 meter ke pantai Sentinel. Menggunakan binokular, mereka melihat para pria suku Sentinel mengancam dengan busur dan panah. 

"Mereka melihat kami dan kami melihat mereka," kata kepala polisi wilayah itu Dependra Pathak. Polisi akhirnya memutuskan pergi untuk menghindari konfrontasi.

Suku Sentinel disebut sebagai orang-orang pertama yang datang ke Asia. Mereka adalah suku neolitik terakhir yang masih bertahan hingga saat ini. Pada abad ke-13, petualang Marco Polo mengatakan suku ini "brutal dan barbar".

Pada 2006 lalu, suku yang tidak diketahui cara berkomunikasi dan budayanya ini pernah membunuh dua nelayan India yang tersasar ke pulau mereka. Sepekan setelahnya, jasad dua nelayan tersebut digantung di tongkat bambu menghadap laut. 

"Seperti orang-orangan sawah," kata Pathak.

Pathak khawatir kondisi yang sama akan terjadi pada Chau. Tapi ternyata tidak, Chau dikuburkan. Untuk saat ini, polisi akan berupaya mempelajari psikologis suku Sentinel untuk lebih memahami mereka.

Para ahli suku primitif mengatakan cara terbaik adalah membiarkan jasad Chau tetap di pulau Sentinel. Berupaya mengambilnya akan mengundang celaka baik bagi suku tersebut maupun polisi.

Anup Kapoor, profesor antropologi di University of Delhi mengatakan jika ingin membuka dialog dengan Sentinel maka seseorang harus menunjukkan bahwa mereka ada di level yang sama.

"Jangan pakai baju apapun. Hanya dengan cara itu kita bisa berharap bisa ada interaksi," kata Kapoor.

Itu cara yang dia pakai ketika berinteraksi dengan suku Onge, suku di Andaman. "(Komunikasi tercipta) hanya setelah saya membuka pakaian, kecuali celana dalam."

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini