Ponsel Ini Bisa Memblokir Remaja yang Ingin Mengambil Selfie Telanjang
-
Ilustrasi (Foto: Uzone.id)
Uzone.id - Walau tidak disarankan ada beberapa anak-anak yang sudah menggunakan ponsel pintarnya sendiri. Tidak sedikit ponsel tersebut digunakan dari hal-hal yang tidak-tidak.
Sebagai orang tua tentu saja khawatir, apalagi banyak foto-foto telanjang anak atau remaja beredar di dunia maya karena ketidaktahuan dan ketidaksengajaan mereka.
Nah, ponsel ini mungkin bisa menjadi solusi.
Ponsel buataan perusahaan Jepang ini bernama Enter Tone e20 dan diproduksi oleh Tone Mobile.
Baca juga: Asisten Nia Ramadhani Kena Tipu via Gojek
Spesifikasi menempatkannya sedikit di atas ponsel entry-level. Gadget ini memiliki prosesor MediaTek Helio P22, RAM 4GB, penyimpanan internal 64GB yang dapat ditingkatkan menjadi menggunakan slot MicroSD.
Sementara dari sisi layar HD + 6,26 inci, 3 kamera belakang dan dibanderol dengan harga hanya 19.800 Yen atau sekitar Rp 2,4 jutaan. Demikian yang dikutip dari Mashable, Jumat (21/2/2020).
Namun keunikannya berasal dari fitur yang disebut perusahaan sebagai 'Perlindungan Smartphone'. Setiap kali kamu mengambil gambar dengan kamera ponsel, AI telepon akan memindai gambar dan memeriksa apakah itu gambar yang sesuai.
Namun, perusahaan belum menyatakan apa yang dianggap tidak pantas. Tetapi jika pengguna mengambil selfie telanjang dengan telepon, Anda akan melihat pesan ini:
Tone Mobile telah menyatakan bahwa tujuan ponsel adalah untuk melindungi anak-anak dan remaja. Tetapi jika orang dewasa menggunakan telepon ini, ia memang memiliki opsi untuk menonaktifkan fitur ini.
Orang tua juga dapat mengaktifkan fitur yang memungkinkan mereka mendapatkan konfirmasi ketika ponsel anak mendeteksi selfie telanjang. Kemudian dapat melakukan ping lokasi, waktu, dan gambar yang diambil.
Baca juga: On-Trucks Lahir karena Ketidakpastian Biaya Transportasi Logistik
Tone Mobile juga mengatakan bahwa gambar tidak akan disimpan di perangkat atau layanan apa pun dan gambar itu tidak akan disimpan di telepon anak.
Inisiatif oleh perusahaan mungkin radikal bagi sebagian orang, tetapi kasus-kasus orang yang diperas karena telanjang mereka telah meningkat selama bertahun-tahun.
Pada 2016, ada lebih dari 3.000 kasus pemerasan, dan ini hanya kasus yang dilaporkan.