Presiden Duterte Mengaku Pernah Bunuh Orang Ketika Remaja
Bukan Rodrigo Duterte namanya jika kata-katanya tidak bikin kontroversi.
Kali ini Presiden Filipina itu kembali bikin heboh dengan mengaku pernah menusuk seseorang hingga tewas.Diberitakan Reuters, pernyataan ini disampaikan Duterte dalam pidatonya di hadapan warga Filipina di kota Danang, Vietnam, pada Kamis (9/11). Pembunuhan itu, kata dia, dilakukan ketika dirinya berusia remaja.
"Saat saya remaja, saya keluar masuk penjara. Saya berkelahi di sana-sini," ujar Duterte yang berada di Vietnam untuk menghadiri KTT APEC.
"Di usia 16, saya sudah membunuh. Orang betulan, dalam perkelahian, dengan menusuknya. Itu ketika saya baru 16 tahun. Apalagi sekarang saat saya jadi presiden," lanjut dia lagi.
Perkataannya ini menyiratkan bahwa Duterte telah akrab dengan kekerasan sedari belia. Tidak heran sejak menjabat presiden tahun lalu, dia menerapkan program pemberantasan narkoba yang brutal.
Sedikitnya 3.967 orang tewas ditembak polisi sejak program anti-narkoba Duterte dimulai. Hanya 2.290 dari korban tewas terlibat dalam bisnis narkotika, sisanya masih belum diketahui penyebabnya.
Program ini memicu kecaman dari masyarakat internasional yang menyebut Duterte melakukan pelanggaran HAM. Presiden 72 tahun ini tidak peduli kecaman dunia, bahkan menantang para presiden yang menentangnya.
Presiden AS Barack Obama contohnya, dipanggilnya dengan panggilan "si anak sundal" karena mengecam program Duterte.
Berbicara di Danang, Duterte mengatakan akan menampar pejabat PBB dan Uni Eropa yang coba-coba menghentikan program anti-narkobanya itu.