Privy Dapat Suntikan Rp248,2 Miliar dari GGV Capital
-
Uzone.id - Startup penyedia layanan tanda tangan digital di Indonesia, Privy dikabarkan telah mendapatkan suntikan dana sebesar USD17,5 juta atau setara Rp248,2 miliar. Pendanaan seri B itu dipimpin oleh perusahaan dana ventura GGV Capital.
Dalam pendanaan seri B ini, GGV Capital tidak sendirian. Perusahaan itu memimpin proses pendanaan ke Privy dengan diikuti perusahaan lain seperti Endeavour Catalyst, Buana Sejahtera Group. Ini menambah daftar para investor Privy yang sebelumnya adalah MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, Mandiri Capital, dan Gunung Sewu Group."Kami sangat berterima kasih atas dukungan tanpa henti dari investor, karyawan, dan klien kami yang ada. Kami tidak akan sampai sejauh ini tanpa mereka. Saya juga ingin mengucapkan terima kasih kepada GGV Capital dan Endeavour karena mempercayai kami, selamat datang di keluarga Privy. Mulai hari ini, kami memiliki mitra baru yang luar biasa untuk membawa Privy ke panggung global," ujar CEO Privy Marshall Pribadi, dalam keterangan resminya, Rabu, 27 Oktober 2021.
Baca juga: Privy Dapat Pengakuan Kominfo
Dengan dukungan dana segar tersebut, Privy berencana memperluas cakupan infrastruktur TI dan keamanannya. Privy memproyeksikan transaksi harian akan meningkat drastis dari 100.000 per hari menjadi 800.000 per hari hanya dalam dua tahun. Saat ini, Privy telah menyediakan layanan identitas digital dan tanda tangan digital untuk ribuan perusahaan ternama di Indonesia, termasuk perusahaan-perusahaan multinasional seperti Zurich, Manulife, ISS, WWF, Kelly Services, dan Phillip Morris.
MDI Ventures, selaku salah satu investor Privy mengaku bangga karena telah percaya pada Privy sejak awal. Diketahui, sejak awal perjalanannya, Telkomgroup sangat percaya kepada potensi bisnis Privy.
"Kami berkomitmen untuk memberikan dukungan kami kepada Privy untuk membantu mereka memungkinkan masyarakat Indonesia melakukan tanda tangan digital dengan aman dan nyaman, seperti misi kami untuk mendigitalkan Indonesia," ujar Fajrin Rasyid, Direktur Digital Business Telkom dan Presiden Komisaris MDI Ventures.
Sebagai pionir tanda tangan digital di Indonesia dan menjadi satu-satunya yang lolos program Regulatory Sandbox Bank Indonesia (BI), Privy telah masuk ke bank-bank besar, seperti BRI, Mandiri, CIMB Niaga, BNI, Danamon, Nobu Bank, dan Panin Bank . Dari jumlah transaksi yang ditangani dan profil pelanggannya, menunjukkan bahwa Privy telah lulus uji kualitas, keandalan, dan keamanan layanan yang paling ketat.
Baca juga: Telkomsel Suntik Dana ke PrivyID
Selama 5 tahun, Privy telah membantu jutaan pengguna untuk membuka rekening tabungan bank, pembukaan rekening sekuritas, pengajuan kartu kredit, polis asuransi, pembelian kendaraan bermotor, penandatanganan invoice, mengajukan pinjaman dari fintech, menandatangani kontrak sewa, dan melakukan banyak pekerjaan serta transaksi lainnya tanpa perlu bepergian dan menandatangani berkas dokumen secara fisik. Sejak 2017, pelanggan Enterprise di Privy tumbuh 17,5X, pengguna individu tumbuh 30X lipat, dan jumlah dokumen yang ditandatangani tumbuh 58X.
Penggunaan layanan tanda tangan digital dan identitas digital mampu memberikan dampak positif bagi para pengguna Privy, baik individu maupun korporasi. Tingkat persetujuan aplikasi kartu kredit meningkat sebesar 61,2%, proses registrasi berkurang dari 7 hari menjadi maksimum 4 jam, drop rate pada pembukaan akun saham online turun dari 60 persen menjadi 5 persen, serta dengan menghilangkan penggunaan kertas, pengiriman berkas dokumen melalui kurir, dan gudang penyimpanan dokumen, Privy telah membantu mengurangi 30 juta kg emisi karbon, menyelamatkan 40.000 pohon, dan 10 juta kwh energi dalam 5 tahun.
Menurut data dari Statista, total potensi pasar dari solusi identitas digital secara global diproyeksikan tumbuh dari 23,3 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 49,5 miliar dolar AS pada 2026. Pertumbuhan pasar yang sangat cepat ini didorong oleh meningkatnya kasus penipuan identitas, pelanggaran data, dan peraturan pemerintah baru.
Rencana Ekspansi
Didirikan pada Oktober 2016 oleh Marshall Pribadi sebagai CEO dan Guritno Adisaputra sebagai CTO, Privy telah dipercaya oleh lebih dari 18,5 juta pengguna individu dan 1.257 Perusahaan. Di usianya yang ke-5, jumlah tanda tangan yang telah ditandatangani melalui layanan Privy juga meningkat pesat menjadi lebih dari 69 juta tanda tangan per Oktober 2021. Perkembangan ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan work-from-home yang diterapkan berbagai perusahaan selama masa Covid- 19 pandemi. Pada tahun 2021, Privy juga mendapatkan pengakuan tertinggi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia sebagai Penyedia Sertifikat Elektronik (PSrE) Berinduk, sehingga meningkatkan kepercayaan dari berbagai perusahaan besar di Indonesia.