Puluhan Tunanetra Bersiap Daki Gunung Mangalayang
Puluhan tunanetra bersiap melakukan pendakian bertema "Ekspedi Netra" di Gunung Mangalayang yang terletak di antara Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Kegiatan ini bagian dari puncak acara Peringatan Hari Disabilitas Internasional pada tanggal 3 Desember 2017.
"Melalui Ekspedisi Netra kami ingin membuktikan bahwa walaupun kami memiliki kekurangan secara fisik tapi kami ingin memberikan penceramahan kepada pemerintah bahwa kami, para tunanetra juga bisa melakukan hal-hal yang dilakukan teman-teman normal seperti memandaki gunung," kata Humas Panti Sosial Bina Netra (PSBN) Wyata Guna Bandung, Suhendar, Jumat (19/5).
Suhendar menuturkan untuk mewujudkan pendakian tersebut pihaknya dibantu oleh para mahasiswa dari Pioneer of Adventure and Rescue Association (PANTERA) Fisip Universitas Padjadjaran yakni sebuah wadah organisasi kemahasiswaan di perguruan tinggi tersebut yang fokus pada kegiatan alam terbuka dan pada kegiatan rescue pada berbagai bencana alam serta wujud kongkrit dalam mengabdi pada masyarakat.
"Jadi sebelum kita melakukan 'Ekspedi Netra', kami akan akan diberikan pelatihan seminggu dua kali oleh teman-teman dari PANTERA Unpad," kata Suhendar.
Menurut dia, PANTERA Unpad akan memberikan keterampilan dan ilmu tentang teknik pendakian seperti panjat dinding, rappleing dan pelatihan yang bersifat pembinaan fisik dan mental agar teman-teman disabilitas netra memiliki fisik dan mental yang kuat ketika berada di alam bebas.
"Selain itu nanti itu akan diajarkan mengenai kode berada di alam bebas sehingga dapat memahami pentingnya menjaga kelestarian alam yang merupakan tujuan utama pendakian ini," kata dia.
Ia menuturkan hingga saat ini ada 80 orang disabilitas netra yang berminat mengikuti "Ekspedi Netra" namun nantinya hanya ada 20 orang disabilitas netra yang bisa mengikuti kegiatan tersebut. "Kami tidak mau mengambil risiko, kami ingin yang mengikuti "Ekspedi Netra" itu yang benar-benar siap secara mental atau fisik," kata dia.
Lebih lanjut ia mengatakan melalui kegiatan tersebut pihaknya ingin mengedukasi masyarakat, khususnya pemerintah bahwa kepedulian akan alam pun tidak hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang masih memiliki kemampuan penglihatan yang normal namun disabilitas netra pun bisa melakukannya, berperan mewujudkan kepedulian terhadap alam serta membuat setiap individu mereka berani, mandiri dan tangguh.
"Kami ingin mendobrak paradigma bahwa orang dengan keterbatasan pun bisa melakukan hal-hal yang biasa dilakukan oleh orang normal, seperti pendakian gunung," kata dia.