icon-category Digilife

Remaja 17 Tahun Pencipta Situs Pelacak Virus Corona Tolak Rp 114 M

  • 10 Jul 2020 WIB
Bagikan :

Uzone.id - Saat ini, Avi Schiffmann suka menunda-nunda pekerjaan sekolahnya, tetapi ia memiliki alasan yang bagus. Anak sekolah berusia 17 tahun itu adalah pencipta salah satu situs informasi virus corona paling banyak dikunjungi di dunia.

Pekerjaan sekolahnya yang ditunda-tunda tersebut lantaran situs yang beralamat di ncov2019.live memakan 100 persen waktu luangnya.

Situs Ncov2019.live sendiri merupakan situs yang memungkinkan penggunjung untuk melihat update secara real-time kondisi kasus Covid-19 yang ada di seluruh dunia.

Pandemi Covid-19 sepertinya tidak akan berakhir dalam waktu dekat, dan Schiffmann berencana untuk terus melacaknya secara aktif sampai akhir.

Baca juga: Data Pasien Covid-19 Dijual Rp 4 juta

Selama situsnya menyala, dia bilang dia akan terus bekerja di sana dan menambahkan fitur baru.

Setelah pandemi selesai dengan aman, ia akan menurunkan server, dan mungkin membuat halaman yang membandingkan COVID-19 dengan SARS atau flu Spanyol.

Namun begitu, itu tak serta merta membuat dia bangga terhadap dirinya sendiri. Malahan dia berharap, organisasai kesehatan dunia atau WHO yang seharusnya melakukannya.

"Di masa depan, saya berharap tekanan ada pada WHO" untuk membuat alat seperti ini, katanya, seperti dikutip dari Bussines Insider, Jumat (10/7).

Baca juga: Implementasi 5G di Indonesia Ngaret Karena Corona

Situs Ncov2019.live dikunjungi 30 juta pengunjung sehari dan total sudah 700 juta hingga saat ini. Sehingga tak mengherankan, bila banyak pengiklan bersedia memasang iklan di situsnya.

Bahkan, menurut dia, ada salah satu pengiklan yang ingin memasang iklan di situsnya dengan imbalan USD 8 juta atau Rp 114 miliar. Tapi ditolak.

Dia memprediksi bisa saja menghasilkan USD 30 juta dari situs yang menyita waktunya setiap hari hampir 24 jam lamanya. Tapi kata dia, bukan itu tujuan dia membuat situs Ncov19.live

"Saya baru 17 tahun, saya tidak perlu USD8 juta. Saya tidak ingin menjadi pencatut," katanya.

Sementara alasan teknisnya lainnya kenapa dia menolak uang tersebut adalahdia tidak ingin pop-up iklan merusak UI, yang akan menjadi sesuatu di luar kendalinya jika dia menjual situs tersebut.

Dia tidak ingin secara kontrak diwajibkan untuk menjaga situs, atau untuk membuat perubahan yang tidak dia setujui.

Secara khusus, dia tahu banyak dari pengunjungnya dari seluruh dunia tidak memiliki koneksi internet yang sangat cepat, sehingga menambahkan iklan dan pelacak akan memperlambat situs dan bahkan mungkin membuatnya tidak dapat digunakan untuk mereka.

Dia memang mengatur tombol donasi di situs web, meskipun tentu saja nilainya tidak mencapai USD 8 juta.

Schiffmann memiliki rencana besar untuk masa depannya. Dia sudah mendapatkan tawaran pekerjaan, termasuk satu dari Microsoft, tetapi dia tidak tertarik menerima salah satu dari pekerjaan itu sekarang.

"Sekarang saya tahu banyak investor, jika saya memulai perusahaan besok, mereka setidaknya akan membaca rencana bisnis saya,” tandasnya.

 

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini