icon-category Auto

Renault, Nissan, Mitsubishi Bentuk Aliansi Baru

  • 13 Mar 2019 WIB
Bagikan :

Renault, Nissan, dan Mitsubishi Motors mengumumkan babak baru kerja sama aliansi yang ditandai penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) oleh ketiganya pada Selasa (12/3). Pengumuman ini merupakan strategi menghadapi masa depan setelah mantan bos aliansi, Carlos Ghosn, bermasalah di Jepang karena kasus finansial sejak November 2018.

Di dalam MoU disebutkan penciptaan dewan direksi aliansi (Alliance Board) yang terdiri dari empat representatif, yaitu Chairman Renault (juga berperan sebagai Chairman of the Alliance Board), CEO Renault, CEO Nissan, dan CEO Mitsubishi Motors.

Saat ini pengisi jabatan-jabatan itu adalah Jean-Dominique Senard sebagai Chairman Renault, Thierry Bollore sebagai CEO Renault, Hiroto Saikawa sebagai CEO Nissan, dan Osamu Masuko sebagai CEO Mitsubishi.

Alliance Board secara de facto menggantikan peran Renault-Nissan BV (RNBV) yang selama ini mengontrol aliansi Renault dan Nissan. RNBV tetap ada dan berfungsi sebagai cadangan Alliance Board. Restated Alliance Master Agreement (RAMA) yang selama ini berperan sebagai perekat ketiga merek juga dinyatakan tetap berfungsi.

"Kami telah memutuskan untuk menggabungkan kekuatan kami, buat menambah kekuatan kolaborasi kami," kata Chairman Renault Jean-Dominique Senard, diberitakan AFP.

Senard juga menjelaskan tidak 'berniat' mengganti posisi Ghosn sebagai bos Nissan, namun dia menyebut Ghosn merupakan kandidat buat menjadi wakil presiden Nissan.

"Saya punya dua atau tiga prinsip dalam hidup saya. Salah satunya menghargai orang lain. Kedua yaitu menghargai fakta. Dan yang ketiga ... adalah menghargai orang lain dan mempertimbangkannya tidak bersalah sampai itu belum dibuktikan berbeda," ucap Senard.

Ghosn yang berasal dari Renault selama ini dianggap sebagai pendiri aliansi yang sekarang penjualannya sudah melewati grup otomotif dunia lainnya di dunia. Saat ini 15 persen Renault dimiliki oleh pemerintah Prancis, sedangkan Renault memiliki 43 persen saham Nissan.

Belakangan performa Nissan lebih bagus ketimbang Renault, hingga membuat para eksekutif Nissan tidak terlalu senang atas dominasi Renault.

Pada Januari lalu Ghosn pernah mengatakan penangkapannya merupakan 'cerita pengkhianatan' yang dimulai dari Nissan. Kejatuhan Ghosn dipercaya karena keinginannya meleburkan Renault dan Nissan lebih dalam lagi.

Berita Terkait

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini