icon-category Food

Restoran Ini Hanya Pekerjakan Karyawan yang Terjangkit HIV/AIDS

  • 16 Nov 2017 WIB
Bagikan :

HIV/AIDS merupakan salah satu penyakit yang paling ditakuti di dunia. Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau AIDS merupakan penyakit yang melemahkan sistem imun manusia.

Ada segudang mitos yang membalut penyakit ini. Mulai dari tak bisa disembuhkan, penderitanya akan meninggal, mudah menular lewat sentuhan, dan masih banyak lagi. Penderita HIV/AIDS pun sukses menerima diskriminasi dari lingkungan sekitar. 

Penderita HIV/AIDS kerap dijauhi karena dituduh akan menularkan penyakitnya jika bersentuhan dengan orang lain. Banyak orang juga enggan berdekatan dan berbagi makanan dengan penderita HIV/AIDS, karena takut ikut terkena dampaknya.

Namun, tahukah kamu bahwa HIV/AIDS sama sekali tak menular lewat sentuhan? 

HIV/AIDS hanya bisa menular lewat cairan tubuh dalam jumlah besar. Seperti darah dan ASI yang masuk melalui selaput lendir manusia.

Selaput lendir ini temasuk luka terbuka dan organ intim manusia. Jika tak ada luka yang terbuka, maka bertukar minuman atau berciuman dengan penderita HIV/AIDS tak akan membuat kamu tertular. Risikonya amat sangat rendah. 

Hal inilah yang coba disosialisasikan oleh June's HIV+ Eatery di Toronto, Kanada. 

Restoran pop-up ini hanya mempekerjakan chef, staf dapur, dan pelayan yang positif HIV/AIDS. Secara keseluruhan, ad 14 staf HIV+ yang bekerja keras menyajikan hidangan bagi tamu.

Restoran ini dibuka untuk membuka mata dunia dan mematahkan stigma buruk yang menempel pada penderita HIV/AIDS. Aneka tulisan dan tagar bernada positif memenuhi restoran ini. 

Seperti tagar #SmashStigma, 'i got HIV from pasta. Said no one ever', ‘Remember when people thought they could get HIV from toilet seats? LOL’, dan masih banyak lagi. 

Intinya, restoran ini ingin mengajarkan bahwa kamu tak perlu takut berdekatan dengan penderita HIV/AIDS. Bersentuhan atau mengonsumsi makanan buatan penderita HIV/AIDS sama sekali tak akan membuat kamu tertular. 

Dalam dua hari saja, June's HIV+ Eatery suduah menyajikan makanan bagi 200 pelanggan.

"Bagi banyak orang yang hidup dengan HIV, ini merupakan stigma yang paling menyakitkan. June’s HIV+ Eatery merupakan kesempatan untuk melawan stigma tersebut. Untuk datang bersama menunjukkan rasa cinta dan penerimaan, dan menghilangkan stigma yang menyiksa banyak orang dalam diam," ujar pihak restoran seperti dilansir Metro.

Nantinya, June's HIV+ Eatery berencana untuk membuka lebih banyak restoran pop-up. Bagaimana pendapatmu?

Biar gak ketinggalan informasi menarik lainnya, ikuti kami di channel Google News dan Whatsapp berikut ini.

Tags : aids 

Bantu kami agar dapat mengenal kalian lebih baik dengan mengisi survei di sini