Sponsored
Home
/
News

Retweet Tiga Video Anti-Muslim, Trump Dikecam PM Inggris

Retweet Tiga Video Anti-Muslim, Trump Dikecam PM Inggris
Preview
Natalia Santi30 November 2017
Bagikan :

Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu kecaman dari berbagai kalangan termasuk Perdana Menteri Inggris, Theresa May, anggota Parlemen Inggris, kelompok muslim AS dan sejumlah anggota Kongres. Hal itu bermula setelah Trump mencuit video-video dari British First, kelompok nasionalis sayap kanan Inggris, yang anti-Islam dan anti-imigrasi, Rabu (29/11).

Trump meretweet tiga video yang diposting Jayda Fransen, wakil ketua Britain First, lewat akun Twitter-nya. Video itu antara lain tayangan yang diklaim sebagai massa muslim mendorong seorang remaja dari atap lalu memukulinya hingga tewas,. Lalu rekaman lain yang diklaim sebagai imigran muslim memukuli seorang bocah Belanda yang mengenakan kruk. Juga video yang mengklaim muslim menghancurkan patung Bunda Maria Video-video itu pun di-retweet oleh Trump.

Beberapa politisi Inggris menuntut agar Trump minta maaf karena telah menyebarkan video-video itu kepada 44 juta pengikutnya di Twitter.

“Britain First berusaha memecah belah komunitas melalui narasi kebencian yang menunggangi kebohongan dan memicu ketegangan. Mereka menimbulkan kecemasan bagi warga yang patuh hukum,” kata juru bicara Perdana Menteri inggris Theresa May seperti dilansir Reuters. “Salah jika seorang presiden melakukan hal ini.”

Dikritik, Trump bukannya minta maaf malah balik menuding PM May. “Theresa @theresamay, jangan fokus ke saya, fokus pada Terorisme Islam Radikal di Inggris. Kami baik-baik saja,” cuit Trump, tertuju ke akun yang diduganya sebagai akun PM May. Padahal bukan.

Setelah Trump sadar dia menuding akun yang salah, dia pun memperbaikinya “@Theresa_May.

Fransen, yang memiliki 53 ribu pengikut di Twitter mengaku sangat senang postingannya di-retweet Trump. “Saya sangat senang,” kata Fransen, deputi ketua Britain First yang memiliki sekitar seribu anggota aktif di Inggris. Retweet Trump menunjukkan presiden Amerika Serikat itu memiliki tujuan sama dengan kelompoknya, yakni memicu kesadaran dan kewaspadaan terhadap isu Islam.

Adapun Gedung Putih membela retweet dari presiden yang didukung Partai Republik, yang dalam kampanye pemilihan presiden 2016 berjanji untuk melarang muslim masuk ke Amerika Serikat. “Saya tidak bicara soal videonya. Ancaman itu nyata dan itulah yang dikatakan presiden soal perlunya keamanan nasional, perlunya anggaran militer. itu semua nyata,” kata Sarah Sanders seperti dilaporkan Reuters.

Ilhan Cagri, Dewan Urusaan Muslim Amerika Serikat menyatakan video-video yang dipromosikan Trump, bertentangan dengan apa yang dia tuding kepada media mainstream Amerika Serikat. Dimana Trump kerap menyebut outlet media utama Amerika Serikat sebagai ‘berita palsu’.

“Yang kita saksikan adalah video-video yang beredar di situs-situs anti-islam,” kata Cagri. “Video-video itu sudah lama dan hanya bertujuan agar orang takut pada muslim dan islam, serta menyebarkan kekerasan. Tidak ada hubungannya dengan ajaran Islam,” kata Cagri.

Kalangan Kongres Amerika Serikat, baik dari Partai Demokrat dan Partai Republik juga mengecam Trump. Senator Republikan John McCain mengaku kaget melihat Trump meretweet video-video itu. “Saya jelas terkejut,” kata McCain yang kerap mengkritik Trump.

British First, adalah partai politik yang ingin mengakhiri imigrasi ke Inggris dan larangan menyeluruh terhadap Islam. Kelompok itu jarang menarik perhatian media. Beberapa ratus pendukungya sering menggelar aksi demonstrasi di jalanan.

Berita Terkait

populerRelated Article