Review: Harga Rp 6 Juta, Galaxy A71 Enak Buat Gaming
-
(Uzone.id/Hani Nur Fajrina)
Uzone.id -- Samsung mengawali tahun 2020 dengan merilis dua ponsel di lini Galaxy A, salah satunya A71. Identik dengan sebutan “ponsel Blackpink”, tapi bisa dibilang Galaxy A71 punya keunggulan tersendiri: gaming.Bagi yang belum tahu, Galaxy A71 resmi dipakai atlet eSports Indonesia saat Final Piala Presiden kemarin pada Februari lalu. Yup, karena penasaran saya mencoba Galaxy A71 untuk experience beberapa fiturnya.
Layar dan tampilan
Galaxy A71 tampil dengan layar jumbo ukurannya 6,7 inci Full HD+ Super AMOLED. Saat digenggam, rasanya nyaman, tetap ramping, sama sekali gak terlampau besar di tangan kecil seperti saya. Layarnya juga enak dilihat karena jernih dan warnanya tajam.
Jujur, desain Galaxy A71 hampir mirip flagship menurut saya karena gak ada notch sama sekali. Ponsel ini sudah pakai Infinity-O seperti seri Galaxy S10 dan Note 10, which is good saya sih suka.
Lalu di bagian belakangnya juga beda banget dari Galaxy A70 yang dirilis tahun lalu. Alih-alih warna polos, Galaxy A71 pakai desain yang super kekinian. Kalau kena pantulan cahaya, ada gradasi warna lain dan kita bisa lihat ada desain segitiganya, pokoknya desain ini namanya Prism Crush Black -- meski hitam tapi gak membosankan karena lebih elegan.
Tak lupa ada tombol power, volume, speaker di bawah dan jack audio bagi yang masih butuh.
Desain yang beda dari seri Galaxy A lain adalah kameranya. Mirip seperti Galaxy A51 ya, susunan kameranya seperti huruf “L.” Awalnya terasa nanggung, kenapa ada 1 lensa nangkring di sebelah samping sini, tapi ya sudah, gak apa-apa, walaupun saat melihat desain bagian belakang, langsung terasa kalau A71 ternyata bukan ponsel premium.
Peningkatan kameranya juga terasa dari Galaxy A70 yang lensa utamanya cuma 32MP. Pada Galaxy A71 ini kameranya secara berurutan itu, 64MP untuk wide, 12MP ultra-wide, 5MP macro, 5MP depth-sensor dan ada LED flash.
Hasil kamera
Setelah mencoba kamera belakangnya, menurut saya dalam auto-mode hasil jepretannya bagus, apalagi di outdoor -- semakin cahayanya baik hasilnya semakin keren juga karena lebih dramatis dari warnanya yang tampak begitu hidup.
Sebenarnya gak ada yang bisa dikomentarin macam-macam sih karena hasilnya standar ponsel menengah aja.
Sementara lensa wide-nya juga masih menghasilkan foto natural tanpa efek fish-eye berlebihan, cuma kalo saya pribadi memang lebih sering pakai lensa auto kalau memang gak butuh-butuh banget pakai ultra-wide.
Untuk lensa depth-sensor juga saya suka banget karena hasilnya alami gak lebay sama sekali, dan seperti biasa, kita bisa mengendalikan sendiri kadar bokehnya. Uniknya, di dalam auto-mode itu sebenarnya sudah bagus kalau mengambil fokus objek selama cahayanya bagus. Tapi kalo mau hasil lebih buram, yaa pakai live focus aja langsung.
Fitur lain ada di dalam menu More, isinya ada macro dan night mode.
Nah, untuk penggunaan lensa macro-nya juga mudah, yang penting jarak lensa dan objek sudah pas. Hasilnya bisa langsung tajam dan jelas, sementara kalau pakai auto-mode dan jepret objek sedekat 3-4 cm, hasilnya sudah pasti gak sesuai harapan karena cuma blur saja.
Night mode kamera ini juga lumayan kok, meski gak terlalu tajam seperti Redmi Note 8 Pro yang sama-sama punya kamera 64MP dengan harga Rp 6 jutaan, tapi tetap bisa menangkap cahaya dalam kadar cukup dan gak ngecewain.
Untuk video, Samsung baik banget sudah menyediakan Stabilizer. Jadi kalau yang suka bikin konten outdoor, gak perlu khawatir seharusnya karena grafisnya bisa lebih mulus kalau mengaktifkan Stabilizer ini. Tapi… kalau Stabilizer diaktifkan, resolusi videonya cuma bisa sampai FHD. Sementara kalau Stabilizer dimatikan resolusinya bisa mencapai 4K.
Terus, untuk kamera depan sih standar ya, resolusinya lumayan besar, 32MP. Hasilnya masih bagus untuk selfie sehari-hari. Bahkan di ruang agak remang hasilnya tetap oke-oke saja. Sementara kalau untuk video, cuma bisa sampai FHD.
Performa: gaming dan baterai
Ini dia hal yang ditunggu-tunggu. Samsung membekali Galaxy A71 dengan prosesor kelas menengah, yaitu Snapdragon 730G dari Qualcomm yang disandingkan dengan RAM 8GB dan memori internal 128GB, serta baterai 4.500 mAh.
Kalau tes di benchmark AnTuTu, skor Galaxy A71 mencapai 252055, lebih tinggi dibandingkan Galaxy A80 yang dirilis pada 2019 dengan harga lebih premium.
Branding Galaxy A71 seakan mau jadi ponsel gaming, jadi tanpa ragu saya langsung jajal dengan game berat seperti PUBG. Hasilnya, Galaxy A71 default grafisnya sudah HD dengan frame rate High. Tentu pengaturan ini sudah bagus banget.
Selama main grafisnya kencang, gak ada lag, suaranya juga oke, touch respond-nya cepat alias sensitivity tinggi, dan… ponselnya juga gak pernah panas. Saya main PUBG sekitar 1,5 jam konsumsi baterainya hanya 15 persen.
Menurut saya sih, performanya bagus dan memuaskan ya karena gak pernah overheat sama sekali. Lalu iseng mencoba main Free Fire selama 16 menit, konsumsi baterainya cuma 2 persenan.
Performa lainnya seperti hiburan, baterainya juga impresif banget. Dipakai nonton 1 jam berkurang 10 persen aja, lalu streaming YouTube sekitar 29 menit, konsumsi baterai hanya 5 persen. Untuk kualitas gambar, secara keseluruhan jernih meskipun kadang ada yang terlalu ‘kasar’ seperti diberi efek HDR,tapi gak sampai ganggu kok.
Baterainya sendiri cukup bikin saya pede untuk gak bawa powerbank seharian ya, karena dalam produktivitas yang terbilang berat pun, dalam sehari belum tentu nge-charge. Pengisian baterai Galaxy A71 dari 20-an persen ke 100 persen rasanya tak lebih dari 1 jam karena bisa fast-charging dengan daya 25W.
UI, OS
Galaxy A71 sudah berjalan di Android 10 dengan One UI 2.0. Salah satu yang terasa adalah kemunculan fitur Edge Screen. Jadi, di sisi kanan atas layar ada window tambahan yang bisa di-swipe ke kiri. Nanti akan muncul menu kecil dan beberapa aplikasi. Fitur ini menarik dan berguna sebagai shortcut aplikasi yang sering kita gunakan dan bisa kita ubah sesuka hati.
Tak lupa juga security biometrik Galaxy A71, ada PIN, password, face unlock, dan fingerprint in-display. Yaa, sesuai selera saja, kalau saya masih suka pakai fingerprint, karena proses unlocking yang cepat, jarang ada kendala atau eror, jadi tetap nyaman dipakai.
Lalu sisanya... Galaxy A71 ini sudah bisa NFC, teknologi yang berfaedah banget buat pengguna, terutama kalian yang hobinya top-up e-money.
Kesimpulan
Menyasar kelas menengah, Galaxy A71 ini dibanderol Rp 6,099 juta. Mungkin ada aja yang bilang, “namanya juga Samsung, gak mungkin dikasih murah!” Hmmm..
Menurut saya, dengan prosesor Snapdragon 730G, baterai 4.300 mAh RAM 8GB, 4 kamera di belakang, dan layar besar, Galaxy A71 oke buat kalian yg ingin merasakan desain ponsel super fresh yang ga boring, serba kekinian, dan tetap butuh kelengkapan dari segala aspek.
Aspek hiburan bisa tetap maksimal karena ditunjang kinerja yang gak lemot dan layar jumbo, apalagi gaming yang sudah begitu nyaman, pengaturan tinggi, dan gak perlu memikirkan soal baterai yang gampang terkuras.
Aspek kamera juga sudah cukup buat sehari-hari, meskipun menurut saya kurang kehadiran lensa telephoto yang berguna banget untuk foto dari jarak jauh. Yang jelas, Galaxy A71 layak dipertimbangkan kalau punya bujet lebih dari Rp 5 juta.
VIDEO: Review Galaxy A71