Review Royal Enfield New Himalayan: Torsi Mesin Barunya Ngejambak!
Review Royal Enfield New Himalayan (Foto: Brian)
Uzone.id - Royal Enfield New Himalayan menjadi salah satu motor yang turut meramaikan ajang Gaikindo Indonesia Internatinoal Auto Show 2024 kemarin. Motor petualang yang satu ini memiliki banyak pembaruan baik dari segi desain, mesin, dan fiturnya.
Tim Uzone.id pun mendapatkan kesempatan untuk mencicipi Royal Enfield New Himalayan selama beberapa hari. Kami pun menggunakan kesempatan tersebut untuk mengetes motor tersebut untuk digunakan ke Gunung Batu, Jonggol, Jawa Barat, bagaimana impresinya?Desain lebih dinamis
Berbicara desain, Royal Enfield New Himalayan memiliki bentuk yang lebih dinamis dari generasi sebelumnya. Hal ini paling terlihat dari tangkinya yang memiliki bentuk yang tidak kaku seperti generasi sebelumnya.
Tangki Royal Enfield New Himalayan ini memiliki bentuk yang cukup besar, bahkan sisi kanan dan kirinya memanjang ke depan seperti sebuah shroud. Tangki tersebut memiliki pelindung di sisi kanan dan kirinya yang terhubung ke lampu utama di depan.
Meskipun desain berbeda, namun Royal Enfield New Himalayan masih mempertahankan khas retro dengan lampu bulat di depan. Bentuk bulat bukan hanya terdapat di lampu utama saja, tetapi juga pada spion, panelmeter, hingga ke mata kucing di bagian belakangnya.
Menariknya, Royal Enfield New Himalayan memiliki jok yang cukup tinggi khas motor petualang. Namun Royal Enfield memberikan tuas pengatur di balik jok, yang memungkinkan posisinya menjadi lebih rendah 20 mm.
Torsi Mesin Barunya Ngejambak!
Langsung saja membahas impresi berkendara dari Royal Enfield New Himalayan. Saat pertama kali menaiki motor ini, terasa bobot yang cukup berat dari motor petualang buatan India tersebut.
Hanya saja ketika sudah berjalan, bobot tersebut tidak terlalu terasa karena motor memiliki pengendalian yang lebih mudah. Ditambah lagi distribusi bobot di motor ini juga terasa cukup merata, sehingga sangat seimbang saat ditunggangi.
Hal kedua yang terasa berbeda dari Royal Enfield New Himalayan adalah dimensinya yang terasa lebih besar dari sebelumnya. Terutama di sektor kemudi, bentuk tangki yang lebih besar membuat dimensi terasa jauh berbeda dari generasi lama.
Mengenai posisi duduk, layaknya motor petualang Royal Enfield New Himalayan menawarkan posisi duduk yang santai. Setang yang lebar, posisi duduk yang tegak, serta footstep yang tidak terlalu dekat memberikan kenyamanan agar tidak pegal dalam perjalanan jauh.
Hanya saja, tinggi jok 845 mm membuat kaki harus jinjit agar bisa menyentuh tanah. Namun saat jok diturunkan menjadi 825 mm, kaki bisa menapak dengan sempurna meskipun hanya sebelah saja.
Perihal tenaga, Royal Enfield New Himalayan memberikan sensasi tenaga yang lebih besar dibandingkan generasi sebelumnya. Jambakan torsi terasa mulai dari percepatan pertama hingga ketiga, selebihnya tenaga motor terasa lebih linear.
Royal Enfield juga memberikan empat mode berkendara di New Himalayan yang bisa dipilih sesuai kebutuhan pengendara yakni Performance ABS dan non-ABS, serta Eco ABS dan non-ABS. Hanya saja untuk mengganti mode berkendara tersebut harus dalam posisi berhenti, penggantian tidak bisa dilakukan sembari berkendara.
Di mode berkendara performa, Royal Enfield New Himalayan memberikan tarikan yang responsif sehingga cocok untuk digunakan di jalan antar kota atau di daerah pegunungan. Mode Eco bisa diandalkan ketika di dalam kota, di mana putaran mesin atas jarang diandalkan sehingga lebih irit bahan bakar.
Dengan mesin 452 cc, 1-silinder, berpendingin cairan, Royal Enfield New Himalayan cukup terasa getaran dari dapur pacunya. Meskipun getaran tidak terlalu mengganggu baik di putaran bawah maupun atas.
Yang cukup mengganggu adalah panas dari mesin yang sangat terasa pada kaki sebelah kanan. Ya, meskipun sudah menggunakan radiator, ternyata Royal Enfield New Himalayan masih terasa panas ketika dikendarai, terutama saat bermacet-macetan di dalam kota.
Namun saat sudah berada di jalur lintas antar kota, rasa panas dari mesin Royal Enfield New Himalayan memang tidak terasa.
Saat digunakan di jalan dengan kontur yang tidak rata, suspensi dari motor petualang asal India ini terbilang cukup bisa meredam hal tersebut. Motor ini juga mudah dikendalikan saat berdiri di footpeg saat melintasi jalan yang tidak rata.
Untuk melahap tanjakan di Gunung Batu, Royal Enfield New Himalayan masih memiliki tenaga besar, sehingga melahap jalan menanjak menjadi hal yang mudah. Hanya saja perlu memperhatikan posisi transmisi, jika menggunakan percepatan yang terlalu besar, mesin tentu akan terasa lebih berat melintasi bidang jalan yang menanjak.
Selama perjalanan dari Jakarta menuju Gunung Batu, Jonggol, Jawa Barat, tercatat Royal Enfield New Himalayan memiliki konsumsi bahan bakar yang cukup irit yakni 28,1 km/liter. Angka tersebut diraih menggunakan bensin RON 92 dengan gaya berkendara yang normal, tanpa melakukan econo ride.
Berkendara menggunakan Royal Enfield New Himalayan menuju Gunung Batu juga terasa memudahkan karena ada navigasi yang tertanam di panel meternya. Sehingga tidak takut salah arah di rute yang belum diketahui saat perjalanan jauh.
Kesimpulan
Royal Enfield New Himalayan menjadi moge petualang yang cocok untuk pemula. Terlebih jika ingin motor petualang gaya retro dengan tenaga yang besar khas moge, namun tidak terlalu besar sehingga mudah dikendalikan.
Dengan harga mulai Rp151 juta hingga Rp156 juta, Royal Enfield New Himalayan menawakan banyak kelebihan baik dari segi performa hingga fitur-fiturnya.
Namun perlu dicatat, motor ini memiliki bobot yang cukup berat dibanding moge kelas 400 cc lainnya. Tetapi tidak perlu khawatir, karena seiring pemakaian hal tersebut bisa teratasi.